sfidn - 15 Suplemen Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anda

15 Suplemen Terbaik untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Anda

sfidn.com - Sebelum kita membahas tentang suplemen apa saja yang mampu meningkatkan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, sangat penting untuk digaris bawahi bahwa suplemen tidak bisa menyembuhkan atau mencegah penyakit. Dengan adanya pandemi virus corona atau COVID-19, kita harus memahami bahwa vaksin dalam mencegah virus ini atau obat untuk penderita COVID-19 masih belum di temukan sampai saat artikel ini diterbitkan. Konsumsi suplemen, menjaga pola makan, merubah pola hidup, menjaga jarak antar sesama, dan menjaga kebersihan tubuh secara tepatlah yang mampu melindungi tubuh kita dari terserang wabah COVID-19. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang mendukung penggunaan suplemen khusus dalam bentuk apapun untuk melindungi tubuh terhadap COVID-19.  

 

Nicholson (2016) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa sistem kekebalan tubuh kita terdiri dari kumpulan sel, berbagai proses, dan beragam jenis bahan kimia kompleks yang secara konstan mampu melindungi tubuh dari adanya serangan patogen, seperti virus, racun, dan juga bakteri. Faktor penting dalam mencegah terjadinya infeksi dan penyakit adalah dengan menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh. Melakukan gaya hidup sehat dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan berolahraga secara rutin adalah cara terpenting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.

 

Selain itu, berbagai peneltian pun telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin, mineral, herbal, dan zat tertentu lainnya mampu secara aktif meningkatkan respon kekebalan tubuh dan mampu melindungi tubuh terhadap beragam penyakit. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada beberapa suplemen yang mampu berinteraksi dengan resep obat yang mungkin sedang Anda konsumsi. Untuk itu, jika Anda ingin mengonsumsi suplemen peningkat imun atau kekebalan tubuh, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda. Berikut ini adalah 15 suplemen yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

 

15 Suplemen Peningkat Sistem Imun Tubuh

1. Vitamin D

Vitamin D merupakan nutrisi yang larut dalam lemak dan sangat penting untuk menjaga kesehatan serta sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences menjelaskan bahwa Vitamin D  mampu meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan patogen monosit dan makrofag, mengurangi peradangan, serta membantu meningkatkan respon kekebalan tubuh. Kebanyakan orang pada umumnya sangat mengabaikan vitamin ini hingga berdampak negatif pada fungsi sistem kekebalan tubuhnya. Padahal, sekelompok peneliti dari Medical University of Graz, Austria telah menjelaskan bahwa kadar vitamin D yang rendah dalam tubuh berkaitan dengan meningkatnya risiko infeksi saluran pernapasan atas, termasuk influenza dan asma.

 

Beberapa penelitian lainnya sudah menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D mampu meningkatkan respon imun. Bahkan, ada penelitian terbaru yang melaporkan bahwa mengonsumsi vitamin D mampu melindungi tubuh terhadap infeksi saluran pernapasan. Dalam sebuah studi kontrol acak pada 11,321 orang yang diterbitkan dalam jurnal Health Technol Assess tahun 2019 melaporkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D secara signifikan mampu menurunkan risiko infeksi pernapasan pada mereka yang kekurangan vitamin D, dan menurunkan risiko infeksi pada mereka yang memiliki kadar vitamin D yang memadai. Hal tersebut menunjukkan adanya efek perlindungan pada tubuh secara keseluruhan.

 

Studi lainnya yang di terbitkan dalam jurnal Transpl Int tahun 2011 menjelaskan bahwa suplemen Vitamin D mampu meningkatkan respon tubuh terhadap pengobatan antivirus pada mereka yang mengalami infeksi tertentu, seperti hepatitis C dan HIV. Dosis dalam mengonsumsi suplemen Vitamin D ini berbeda antar tiap individu, namun para peneliti dari Medical University of Graz, Austria menyarankan untuk mengonsumsi 1,000 - 4,000 IU vitamin D perhari. Mereka yang mengalami kekurangan vitamin D lebih serius umumnya membutuhkan dosis yang lebih tinggi.

 

2. Zinc

Zinc merupakan suatu mineral yang biasanya ditambahkan pada produk suplemen atau produk kesehatan lainnya, seperti tablet hisap, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Zinc diperlukan oleh tubuh untuk meningkatkan perkembangan komunikasi antar sel kekebalan tubuh manusia, dan berperan penting dalam merespon peradangan. Saper dan Rash (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kekurangan nutrisi zinc secara signifikan akan memengaruhi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk berfungsi dengan baik, sehingga akan meningkatkan risiko infeksi dan penyakit, termasuk penyakit pneumonia. Kadar zinc yang rendah tercatat terjadi pada 2 miliar umat manusia di seluruh dunia, dan para lansia adalah orang yang biasanya sangat kekurangan mineral ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients mencatat bahwa ada sekitar 30% lansia yang mengalami kekurangan zinc.

 

Prasad (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa suplemen zinc mampu melindung tubuh dari infeksi saluran pernapasan, seperti flu biasa. Terlebih lagi suplemen zinc juga bermanfaat untuk mereka yang mudah terserang penyakit. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Pediatric Reports tahun 2019 melibatkan 64 anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi saluran pernapasan akut melaporkan bahwa mengonsumsi 30 mg suplemen zinc perhari mampu mengurangi total durasi infeksi dan mengurangi durasi perawatan di rumah sakit rata-rata 2 hari, dibandingkan dengan kelompok lain yang mengonsumsi plasebo. Selain itu, Hemilä, H. (2017) menjelaskan bahwa zinc juga mampu membantu mengurangi penyakit flu biasa. Saper dan Rash (2009) menambahkan bahwa mengonsumsi zinc dalam jangka waktu yang panjang juga tergolong aman untuk mereka yang sehat, dengan catatan dosis hariannya sebesar 40 mg, karena jika dikonsumsi secara berlebihan malah akan meningkatakn risiko infeksi.

 

3. Vitamin C

Suplemen vitamin C adalah suplemen yang paling terkenal untuk melindungi tubuh dari infeksi karena berperan penting dalam kesehatan kekebalan tubuh. Vitamin ini mampu mendukung fungsi berbagai sel kekebalan tubuh dan mampu meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi. Carr, A., dan Maggini, S. (2017) dalam penelitiannya telah menjelaskan bahwa vitamin ini juga sangat penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap sehat dengan cara mengganti sel lama dengan sel yang baru.

 

Selain itu, Vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan guna melindungi diri dari kerusakan yang disebabkan karena stess oksidatif karena akumulasi molekuk reaktif atau lebih dikenal sebagai radikal bebas. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Interventions in Aging menjelaskan bahwa Stress oksidatif bisa memengaruhi kesehatan sistem kekebalan tubuh secara negatif yang berkaitan dengan berbagai penyakit berbahaya. Selain itu, Carr, A., dan Maggini, S. (2017) juga menambahkan bahwa suplemen vitamin C terbukti mampu mengurangi durasi dan keparahan tingkat infeksi saluran pernapasan atas, termasuk flu.

 

Sebuah ulasan studi besar dari 29 studi yang diterbitkan dalam jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews dengan melibatkan 11,306 orang menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C secara teratur dengan dosis rata-rata sebanyak 1-2 gram perhari mampu mengurangi durasi pilek sebanyak 8% pada orang dewasa dan 14% pada anak-anak. Menariknya, ulasan penelitian tersebut juga menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C secara teratur mampu mengurangi terkena serangan flu pada mereka yang memiliki kegiatan atau aktivitas padat, seperti atlet lari maraton dan tentara, hingga 50%.

 

Tidak berhenti di situ, satu studi yang diterbitkan dalam jurnal World J Crit Care Med melaporkan bahwa pengobatan dosis intravena vitamin C yang tinggi telah terbukti bereaksi signifikan pada mereka yang memiliki penyakit infeksi parah, seperti sepsis dan sindrom pernapasan akut karena infeksi virus. Hasil penelitian ini berhasil mengonfirmasi bahwa suplemen vitamin C mampu memengaruhi kesehatan kekebalan tubuh secara signifikan, terutapa pada mereka yang tidak mendapatkan vitamin C yang cukup dalam pola makan hariannya. Para peneliti menganjurkan untuk bisa mengonsumsi suplemen vitamin C dengan batas atas 2,000 mg perhari, dosis tambahan pada umumnya berkisar antara 250 - 1,000 mg perhari.

 

4. Elderberry

Black Elderberry atau sambucus niagra adalah jenis berry yang telah lama digunakan untuk mengobati gangguan infeksi. Dewasa ini, para peneliti terus berlomba dalam meneliti efek elderberry terhadap kesehatan sistem kekebalan tubuh.  Dalam satu studi yang dipublikasikan oleh jurnal BMC Complementary and Alternative Medicine tahun 2011 menjelaskan bahwa ekstrak elderberry menunjukkan potensi antibakteri dan antivirus terhadap patogen bakteri yang bertanggung jawab dalam infeksi saluran pernapasan atas dan virus influenza. Terlebih lagi, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE tahun 2012 membuktikan bahwa eksrak elderberry mampu meningkatkan respon sistem kekebalan tubuh dan mampu membantu mempersingkat durasi dan tingkat keparahan pilek, serta mengurangi berbagai gejala yang berkaitan dengan infeksi virus.

 

Sebuah ulasan terhadap 4 studi kontrol acak pada 180 orang yang dipublikasikan dalam jurnal Complementary Therapies in Medicine menunjukkan bahwa suplemen elderberry mampu mengurangi gejala pernapasan atas  yang disebabkan oleh infeksi virus secara signifikan. Penelitian lainnya yang diterbitkan dalam The Journal of International Medical Research tahun 2004 melaporkan bahwa mereka yang mengalami penyakit flu dan diminta untuk mengonsumsi surup elderberry sebanyak 1 sendok makan selama 4 kali sehari mampu mengalami kesembuhan lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya. Tapi sayangnya, penelitian ini sudah terlampau lawas dan juga disponsori oleh produsen sirup elderberry, sehingga hasil penelitiannya mungkin tidak akurat. Pada umumnya, suplemen elderberry dijual dalam bentuk cair atau kapsul.

 

5. Jamur obat

Jamur obat telah lama digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi dan beberapa penyakit lainnya. Terdapat banyak sekali jenis jamur obat yang telah diteliti kerena potensinya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the Society for Integrative Oncology menjelaskan bahwa terdapat lebih dari 270 spesies jamur obat yang diklaim memiliki sifat peningkat kekebalan tubuh. Barros, A. B., Ferrão, J., dan Fernandes, T. (2016) menjelaskan bahwa jamur obat jenis Cordyceps, lion’s mane, maitake, shitake, reishi, dan turkey tail adalah jenis jamur yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan kekebalan tubuh manusia.

 

Beberapa penelitian lainnya juga telah menunjukkan bahwa suplemen dengan jenis jamur obat tertentu mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam beberapa cara dan mengurangi beberapa gejala kondisi tertentu, seperti asma dan paru-paru. Sebagai contoh, sebuah studi pada tikus dengan penyakit TBC dan penyakit bakteri serius yang dipublikasikan dalam Brazilian Journal of Medical and Biological Research tahun 2017 menemukan bahwa pengobatan dengan jamur cordyceps mampu mengurangi beban bakteri di paru-paru mereka, meningkatkan respon imun tubuh, dan mengurangi peradangan, dibandingkan dengan kelompok tikus lainnya yang mengonsumsi plasebo.

 

Dalam sebuah studi selama 8 minggu yang dilakukan secara acak pada 79 orang dewasa dan diterbitkan dalam jurnal BMC Complementary and Alternative Medicine tahun 2019 lalu melaporkan bahwa mengonsumsi 1,68 gr eksrak kultur miselium cordyceps mampu meningkatkan aktivitas sel pembunuh alami secara signifikan sebanyak 38%, sel ini merupakan sejenis sel darah putih yang mampu melindungi diri dari infeksi. Disisi lain, jamur turkey tail merupakan jamur yang memiliki efek penting pada kesehatan kekebalan tubuh. Sebuah penelitian pada manusia yang berjudul Preclinical and clinical studies of Coriolus versicolor polysaccharopeptide as an immunotherapeutic in China melaporkan bahwa jamur turkey tail mampu meningkatkan respon kekebalan tubuh, terutama pada mereka dengan jenis kanker tertentu. Terdapat banyak jenis jamur obat lainnya yang telah dilakukan penelitian karena manfaatnya yang baik pada sistem kesehatan kekebalan tubuh. Produk jamur obat ini bisa kita temukan dalam bentuk tincture, teh, dan suplemen.

 

6–15. Suplemen Lain yang Mampu Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Selain ke-5 suplemen diatas, terdapat banyak suplemen lainnya yang mampu membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia, yaitu:

6. Astragalus. Astragalus merupakan sebuah ramuan yang biasa digunakan dalam pengobatan tradisional Cina. Penelitian pada hewan yang diterbitkan dalam jurnal Chinese Medicine menunjukkan bahwa ekstrak Astragalus mampu meningkatkan respon kekebalan tubuh secara signifikan.

 

7. Selenium. Selenium merupakan salah satu mineral penting yang berguna bagi kesehatan kekebalan tubuh. Satu penelitian pada hewan yang dipublikasikan dalam jurnal Veterinary Immunology and Immunopathology melaporkan bahwa suplemen selenium mampu meningkatkan sistem pertahanan antivirus tubuh terhadap jenis influenza, termasuk H1N1.

 

8. Bawang putih. Bawang putih sudah terkenal akan sifat antiinflamasi dan antivirusnya yang sangat kuat. Satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Immunology Research tahun 2015 telah menunjukkan bahwa bawang putih mampu meningkatkan kesehatan kekebalan tubuh dengan merangsang sel darah putih seperti sel NK dan makrofag. Namun, perlu dicatat bahwa penelitian pada manusia akan manfaat bawang putih masih terbatas.

 

9. Andrographis. Gupta, S., Mishra, K. P., dan Ganju, L. (2016) menjelaskan bahwa ramuan ini mengandung andrographolide, yaitu suatu senyawa terpenoid yang ternyata memiliki efek antivirus terhadap virus penyebab penyakit pernapasan, termasuk enterovirus D68 dan influenza A.

 

10. Licorice. Licorice memiliki banyak kandungan zat, termasuk glycyrrhizin, yang dapat membantu melindungi tubuh terhadap infeksi virus. Menurut penelitian tabung yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet tahun 2003, glycyrrhizin menunjukkan aktivitas antivirus terhadap coronavirus terkait sindrom pernafasan akut yang parah (SARS-CoV).

 

11. Pelargonium sidoides. Beberapa penelitian yang melibatkan manusia telah menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tanaman ini mampu membantu mengurangi gejala infeksi saluran pernapasan akut, termasuk flu biasa dan bronkitis. Namun, hal ini masih memerlukan banyak dukungan penelitian lainnya.

 

12. Vitamin B kompleks. Vitamin B, termasuk B12 dan B6, sangat penting untuk respons imun yang sehat. Namun, kita tahu bahwa banyak orang yang mengalami kekurangan vitamin ini, sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan kekebalan tubuh mereka.

 

13. Kurkumin. Kurcumin adalah senyawa aktif utama dalam kunyit. Senyawa ini memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, dan penelitian pada hewan yang diterbitkan dalam jurnal Molecules tahun 2018 lalu menunjukkan bahwa senyawa ini dapat membantu meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

 

14. Echinacea. Echinacea adalah genus tanaman dalam keluarga daisy. Hudson, J., & Vimalanathan, S. (2011) menjelaskan bahwa tanaman ini telah terbukti mampu meningkatkan kesehatan kekebalan tubuh dan memiliki efek antivirus terhadap beberapa jenis virus pernapasan, termasuk virus syncytial pernapasan dan rhinovirus.

 

15. Propolis. Propolis adalah bahan serupa resin yang diproduksi oleh lebah madu untuk digunakan sebagai sealant dalam sarang lebah. Walaupun Dr. Mohammed Al-Hariri dari Imam Abdulrahman Bin Faisal University mampu menunjukkan efek peningkatan kekebalan tubuh dan efek antivirus yang mengesankan dari propolis, namun penelitian lebih lanjut pada manusia masih dibutuhkan lebih banyak.

 

Menurut banyaknya hasil penelitian, beberapa suplemen diatas terbukti mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun perlu diingat bahwa efek potensial suplemen ini pada kesehatan kekebalan tubuh belum seluruhnya di uji pada manusia, oleh karena itu penelitian lebih lanjut dan lebih banyak tentang suplemen diatas masih sangat diperlukan. Satu hal yang paling penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh adalah tentang mencukupi asupan protein harian. Karena protein berperan penting dalam hal pembentukan imunoglobulin atau yang biasa kita sebut dengan antibodi guna melawan adanya infeksi. Dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh, maka tubuh kita akan terlindungi dari beragam bakteri ataupun virus tertentu.

 

--- Related Article ---

 

Kesimpulan

 

Terdapat banyak sekali suplemen yang dijual bebas di pasar dengan tujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Zinc, elderberry, vitamin C dan vitamin D adalah beberapa bentuk suplemen yang telah terbukti mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, walaupun suplemen di atas mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, suplemen tersebut tidak bisa dan tidak boleh dijadikan sebagai pengganti gaya hidup sehat secara menyeluruh.

 

Menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang, tidur yang cukup, olahraga secara teratur, dan tidak minum alkohol adalah beberapa cara penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap sehat dan mengurangi terjadinya infeksi serta penyakit berbahaya lainnya. Jika Anda memang ingin mengonsumsi suplemen diatas, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan, karena ada beberapa suplemen yang bisa berinteraksi dengan beberapa obat-obatan tertentu sehingga tidak sesuai untuk semua orang. Selain itu, ingatlah bahwa sampai saat artikel ini ditertbitkan, belum ada bukti ilmiah yang menunjukan bahwa suplemen diatas mampu melindungi tubuh terhadap COVID-19, walaupun beberapa diantaranya memang memiliki sifat antivirus.

 

Referensi:

 

  1. Nicholson, L. B. (2016). The immune system. Essays In Biochemistry, 60(3), 275–301.doi:10.1042/ebc20160017 
  2. Medrano, M., Carrillo-Cruz, E., Montero, I., & Perez-Simon, J. (2018). Vitamin D: Effect on Haematopoiesis and Immune System and Clinical Applications. International Journal of Molecular Sciences, 19(9), 2663.doi:10.3390/ijms19092663 
  3. Prietl, B., Treiber, G., Pieber, T., & Amrein, K. (2013). Vitamin D and Immune Function. Nutrients, 5(7), 2502–2521.doi:10.3390/nu5072502
  4. Martineau AR, Jolliffe DA, Greenberg L, et al. Vitamin D supplementation to prevent acute respiratory infections: individual participant data meta-analysis. Health Technol Assess. 2019;23(2):1–44. doi:10.3310/hta23020
  5. Bitetto D, Fabris C, Fornasiere E, et al. Vitamin D supplementation improves response to antiviral treatment for recurrent hepatitis CTranspl Int. 2011;24(1):43–50. doi:10.1111/j.1432-2277.2010.01141.x
  6. Saper, R. B., & Rash, R. (2009). Zinc: an essential micronutrient. American family physician79(9), 768–772.
  7. Wessels, I., Maywald, M., & Rink, L. (2017). Zinc as a Gatekeeper of Immune Function. Nutrients9(12), 1286. https://doi.org/10.3390/nu9121286
  8. Prasad, A. S. (2009). Zinc: role in immunity, oxidative stress and chronic inflammation. Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care, 12(6), 646–652.doi:10.1097/mco.0b013e3283312956
  9. Rerksuppaphol, S., & Rerksuppaphol, L. (2019). A randomized controlled trial of zinc supplementation in the treatment of acute respiratory tract infection in Thai children. Pediatric Reports, 11(2).doi:10.4081/pr.2019.7954 
  10. Hemilä, H. (2017). Zinc lozenges and the common cold: a meta-analysis comparing zinc acetate and zinc gluconate, and the role of zinc dosage. JRSM Open, 8(5), 205427041769429.doi:10.1177/2054270417694291 
  11. Carr, A., & Maggini, S. (2017). Vitamin C and Immune Function. Nutrients, 9(11), 1211.doi:10.3390/nu9111211
  12. Liguori, I., Russo, G., Curcio, F., Bulli, G., Aran, L., Della-Morte, D., … Abete, P. (2018). Oxidative stress, aging, and diseases. Clinical Interventions in Aging, Volume 13, 757–772.doi:10.2147/cia.s158513
  13. Carr, A., & Maggini, S. (2017). Vitamin C and Immune Function. Nutrients, 9(11), 1211.doi:10.3390/nu9111211 
  14. Hemilä, H., & Chalker, E. (2013). Vitamin C for preventing and treating the common cold. Cochrane Database of Systematic Reviews.doi:10.1002/14651858.cd000980.pub4
  15. Fowler Iii AA, Kim C, Lepler L, et al. Intravenous vitamin C as adjunctive therapy for enterovirus/rhinovirus induced acute respiratory distress syndrome. World J Crit Care Med. 2017;6(1):85–90. Published 2017 Feb 4. doi:10.5492/wjccm.v6.i1.85
  16. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-HealthProfessional/
  17. Krawitz, C., Mraheil, M. A., Stein, M., Imirzalioglu, C., Domann, E., Pleschka, S., & Hain, T. (2011). Inhibitory activity of a standardized elderberry liquid extract against clinically-relevant human respiratory bacterial pathogens and influenza A and B viruses. BMC Complementary and Alternative Medicine, 11(1).doi:10.1186/1472-6882-11-16
  18. Frøkiær, H., Henningsen, L., Metzdorff, S. B., Weiss, G., Roller, M., Flanagan, J., … Ibarra, A. (2012). Astragalus Root and Elderberry Fruit Extracts Enhance the IFN-β Stimulatory Effects of Lactobacillus acidophilus in Murine-Derived Dendritic Cells. PLoS ONE, 7(10), e47878.doi:10.1371/journal.pone.0047878
  19. Hawkins, J., Baker, C., Cherry, L., & Dunne, E. (2019). Black elderberry (Sambucus nigra) supplementation effectively treats upper respiratory symptoms: A meta-analysis of randomized, controlled clinical trials. Complementary Therapies in Medicine, 42, 361–365.doi:10.1016/j.ctim.2018.12.004
  20. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/147323000403200205.
  21. Standish, L. J., Wenner, C. A., Sweet, E. S., Bridge, C., Nelson, A., Martzen, M., Novack, J., & Torkelson, C. (2008). Trametes versicolor mushroom immune therapy in breast cancer. Journal of the Society for Integrative Oncology6(3), 122–128
  22. Barros, A. B., Ferrão, J., & Fernandes, T. (2016). A safety assessment of Coriolus versicolor biomass as a food supplement. Food & Nutrition Research, 60(1), 29953.doi:10.3402/fnr.v60.29953  
  23. Li, D. G., & Ren, Z. X. (2017). Cordyceps sinensis promotes immune regulation and enhances bacteriostatic activity of PA-824 via IL-10 in Mycobacterium tuberculosis disease. Brazilian Journal of Medical and Biological Research, 50(9).doi:10.1590/1414-431x20176188
  24. Jung, S.-J., Jung, E.-S., Choi, E.-K., Sin, H.-S., Ha, K.-C., & Chae, S.-W. (2019). Immunomodulatory effects of a mycelium extract of Cordyceps (Paecilomyces hepiali; CBG-CS-2): a randomized and double-blind clinical trial. BMC Complementary and Alternative Medicine, 19(1).doi:10.1186/s12906-019-2483-y
  25. Chang Y, Zhang M, Jiang Y, et al. Preclinical and clinical studies of Coriolus versicolor polysaccharopeptide as an immunotherapeutic in China. Discov Med. 2017;23(127):207–219.
  26. Jayachandran, M., Xiao, J., & Xu, B. (2017). A Critical Review on Health Promoting Benefits of Edible Mushrooms through Gut Microbiota. International Journal of Molecular Sciences, 18(9), 1934.doi:10.3390/ijms18091934
  27. Li, Z. X., Zhao, G. D., Xiong, W., Linghu, K. G., Ma, Q. S., Cheang, W. S., … Wang, Y. (2019). Immunomodulatory effects of a new whole ingredients extract from Astragalus: a combined evaluation on chemistry and pharmacology. Chinese Medicine, 14(1).doi:10.1186/s13020-019-0234-0
  28. Shojadoost, B., Kulkarni, R. R., Yitbarek, A., Laursen, A., Taha-Abdelaziz, K., Negash Alkie, T., … Sharif, S. (2018). Dietary selenium supplementation enhances antiviral immunity in chickens challenged with low pathogenic avian influenza virus subtype H9N2. Veterinary Immunology and Immunopathology. doi:10.1016/j.vetimm.2018.12.002 
  29. Arreola, R., Quintero-Fabián, S., López-Roa, R. I., Flores-Gutiérrez, E. O., Reyes-Grajeda, J. P., Carrera-Quintanar, L., & Ortuño-Sahagún, D. (2015). Immunomodulation and Anti-Inflammatory Effects of Garlic Compounds. Journal of Immunology Research, 2015, 1–13.doi:10.1155/2015/401630
  30. Gupta, S., Mishra, K. P., & Ganju, L. (2016). Broad-spectrum antiviral properties of andrographolide. Archives of Virology, 162(3), 611–623.doi:10.1007/s00705-016-3166-3
  31. Cinatl, J., Morgenstern, B., Bauer, G., Chandra, P., Rabenau, H., & Doerr, H. (2003). Glycyrrhizin, an active component of liquorice roots, and replication of SARS-associated coronavirus. The Lancet, 361(9374), 2045–2046.doi:10.1016/s0140-6736(03)13615-x
  32. Timmer, A., Günther, J., Motschall, E., Rücker, G., Antes, G., & Kern, W. V. (2013). Pelargonium sidoides extract for treating acute respiratory tract infections. Cochrane Database of Systematic Reviews.doi:10.1002/14651858.cd006323.pub3
  33. Qian, B., Shen, S., Zhang, J., & Jing, P. (2017). Effects of Vitamin B6 Deficiency on the Composition and Functional Potential of T Cell Populations. Journal of Immunology Research, 2017, 1–12.doi:10.1155/2017/2197975
  34. Catanzaro, M., Corsini, E., Rosini, M., Racchi, M., & Lanni, C. (2018). Immunomodulators Inspired by Nature: A Review on Curcumin and Echinacea. Molecules, 23(11), 2778.doi:10.3390/molecules23112778
  35. Hudson, J., & Vimalanathan, S. (2011). Echinacea—A Source of Potent Antivirals for Respiratory Virus Infections. Pharmaceuticals, 4(7), 1019–1031.doi:10.3390/ph4071019
  36. Al-Hariri M. (2019). Immune's-boosting agent: Immunomodulation potentials of propolis. Journal of family & community medicine26(1), 57–60. https://doi.org/10.4103/jfcm.JFCM_46_18 

 
Tags:
#suplemen  #Sistem Imun Tubuh  #Kekebalan Tubuh  #imun tubuh 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article