sfidn - 7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin

7 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin

sfidn.com – Meski tergolong sebagai nutrisi mikro, vitamin nyatanya memainkan peran penting dalam membentuk fungsi, pertumbuhan, dan perkembangan sel yang normal. Terlebih karena beberapa vitamin berperan dalam melawan partikel jahat yang mengusik sistem pertahanan dan dapat menyebabkan peradangan. Begitu pun dengan terganggunya keseimbangan tubuh, yang akhirnya menimbulkan berbagai macam gejala. Berikut ini beberapa gejala paling umum yang menandakan tubuhmu sedang dalam kondisi kekurangan vitamin.

1. Rambut Rontok dan Kuku Rapuh

Kekuatan rambut dan kuku bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya terkait dengan kecukupan asupan biotin. Biotin, yang juga dikenal sebagai vitamin B7, bertugas membantu tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi. Kekurangan vitamin ini sebenarnya cukup jarang, tapi ketika itu terjadi, gejala yang paling terlihat adalah rambut yang menipis dan kuku yang mudah terbelah. Begitu pun dengan gejala lain seperti kelelahan kronis, nyeri otot, kram, dan kesemutan.

Berdasarkan studi lampau yang diterbitkan dalam The National Academies of Science Engineering Medicine, wanita hamil, peminum dan perokok berat, hingga orang-orang dengan gangguan pencernaan seperti penyakit chron, beresiko terkena defisiensi biotin. Begitu pun dengan penggunaan anti-biotik jangka panjang dan beberapa obat anti kejang. Kebiasaan mengonsumsi telur mentah juga bisa meningkatkan resiko defisiensi biotin, sebab kandungan avidin di dalamnya yang dapat mengurangi penyerapan biotin.

2. Sariawan

Sariawan sebenarnya bukan disebabkan karena kekurangan vitamin C, melainkan karena kekurangan vitamin B atau zat besi. Sebuah studi kecil mencatat bahwa penderita sariawan memiliki kemungkinan dua kali lipat kekurangan zat besi. Begitu pun dengan studi lain yang mencatat sekitar 28% penderita sariawan mengalami defisiensi vitamin B1, B2, dan B6. Kondisi lain seperti angular cheilitis, yakni keretakan dan peradangan pada sudut bibir, juga bisa disebabkan karena kurangnya asupan zat besi dan vitamin B, khususnya vitamin B2 (riboflavin).

3. Gusi Berdarah

Gusi berdarah merupakan salah satu bentuk defisiensi vitamin C. Hal ini diungkap oleh beberapa penelitian yang menemukan bahwa kekurangan vitamin C dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan gusi berdarah atau peradangan gusi. Bagi individu yang rutin mengonsumsi buah dan sayuran segar, hal ini sebenarnya jarang terjadi. Sebab, vitamin C yang sering bertindak sebagai antioksidan ini, berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga mampu membantu mencegah kerusakan sel dan mempercepat penyembuhan luka.

4. Kelelahan

Lelah yang terus menerus dirasakan bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya karena kurangnya asupan vitamin D. Hal ini diperkuat oleh sebuah kasus seorang wanita yang mengalami kelelahan kronis dan sakit kepala di siang hari, dimana ditemukan kadar vitamin D dalam darahnya sangatlah rendah. Ketika wanita tersebut mengonsumsi suplemen vitamin D, kadar vitamin D dalam darahnya meningkat dan gejalanya menghilang. Begitu pun dengan studi pengamatan lain yang menemukan kaitan antara kadar vitamin D rendah dengan kelelahan.

5. Sensasi Geli dan Kesemutan

Kekurangan vitamin B12 dapat menimbulkan sensasi menggelitik hingga kesemutan di bagian tangan atau kaki. Pasalnya, vitamin B12 memainkan peran penting dalam sistem saraf. Dimana vitamin B12 membantu menghasilkan zat yang disebut dengan myelin. Myelin sendiri adalah lapisan pelindung saraf, yang juga membantu dalam menimbulkan sensasi. Dalam kasus defisiensi vitamin B12, seseorang kemungkinan besar tidak memiliki cukup lapisan untuk saraf mereka. Yang pada akhirnya, menimbulkan sensasi menggelitik hingga kerusakan saraf.

--- Related Article ---

6. Dermatitis Seboroik dan Ketombe

Dermatitis seboroik dan ketombe adalah kelompok gangguan kulit yang keduanya memengaruhi area produksi minyak di dalam tubuh. Keduanya menimbulkan sensasi kulit yang gatal dan mengelupas. Pada kasus ketombe, sebagian besar hanya terjadi di kulit kepala. Sementara dermatitis seboroik, bentuk ketombe tingkat lanjut yang menimbulkan kulit bersisik dan kemerahan, juga dapat muncul di bagian alis, jenggot, hingga dada. Beberapa studi menemukan bahwa gangguan kulit ini sebenarnya bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya berupa pola makan minim gizi yang rendah akan kandungan zinc serta vitamin B2, B3, dan B6.

7. Penglihatan yang Buruk

Pola makan yang minim akan nutrisi sesekali dapat menyebabkan masalah penglihatan. Seperti pada kasus kekurangan vitamin A yang sering dikaitkan dengan rabun senja, kondisi yang mengurangi kemampuan mata dalam melihat sesuatu di kondisi minim cahaya. Melansir dari laman healthline.com, vitamin A dibutuhkan untuk memproduksi rhodopsin, pigmen yang ditemukan di retina mata yang membantu untuk melihat di malam hari. Pada kasus yang lebih buruk dan tidak terobati, rabun senja ini dapat berkembang menjadi xerophthalmia, suatu kondisi yang dapat merusak kornea dan menyebabkan kebutaan.

Kesimpulan

Vitamin yang tergolong dalam nutrisi mikro, sama halnya dengan nutrisi makro yang perlu dipenuhi kebutuhannya setiap hari. Dalam tubuh manusia, vitamin memainkan peran penting dalam menjaga fungsi, pertumbuhan, dan perkembangan sel yang normal. Ketika tubuh manusia kekurangan vitamin, bukan tidak mungkin mereka menjadi rentan akan penyakit. Rambut dan kuku yang mudah patah, rambut rontok, ketombe, sariawan, gusi berdarah, kelelahan, kesemutan, hingga masalah penglihatan merupakan segelintir gejala yang menandakan tubuhmu kekurangan vitamin. Meski kekurangan vitamin tidak selalu menjadi faktor penyebabnya, ada baiknya kebutuhan vitamin tetap coba dipenuhi di setiap harinya.

 

Referensi

  • https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-deficiency#1

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324265.php#tingling

  • https://www.nap.edu/read/9810/chapter/7

  • https://www.nap.edu/read/6015/chapter/9

  • https://www.nap.edu/read/6015/chapter/13

  • Zempleni, J., Hassan, Y. I., Wijeratne, S. S. (2008). Biotin and biotinidase deficiency. Expert Rev Endocrinol Metab, 3(6), 715-724

  • https://academic.oup.com/ajcn/article-abstract/21/2/173/4787943?redirectedFrom=fulltext

  • Mock, D. M., et al. (2004). 3-Hydroxypropionic acid and methylcitric acid are not reliable indicators of marginal biotin deficiency in humans. J Nutr, 134(2), 317-320

  • Porter, S. R., Scully, C., Flint, S. (1988). Hematologic status in recurrent aphthous stomatitis compared with other oral disease. Oral Surg Oral Med Oral Pathol, 66(1), 41-44

  • Nolan, A., et al. (1991). Recurrent aphthous ulceration: vitamin B1, B2 and B6 status and response to replacement therapy. J Oral Pathol Med, 20(8), 389-391

  • Sheetal, A., et al. (2013). Malnutrition and its oral outcome - a review. J Clin Diagn Res, 7(1), 178-180. doi: 10.7860/JCDR/2012/5104.2702

  • Weinstein, M., Babyn, P., Zlotkin, S. (2001). An orange a day keeps the doctor away: scurvy in the year 2000. Pediatrics, 108(3), E55

  • Sommer, A. (2008). Vitamin a deficiency and clinical disease: an historical overview. J Nutr, 138(10), 1835-1839

  • Borda, L. J., Wikramanayake, T. C. (2015). Seborrheic Dermatitis and Dandruff: A Comprehensive Review. J Clin Investig Dermatol, 3(2). doi: 10.13188/2373-1044.1000019

  • Johnson, K., Sattari, M. (2015). Vitamin D deficiency and fatigue: an unusual presentation. Springerplus, 4, 584. doi: 10.1186/s40064-015-1376-x

  • McCarty, D. E. (2010). Resolution of hypersomnia following identification and treatment of vitamin d deficiency. J Clin Sleep Med, 6(6), 605-8

  • Ecemis, G. C., Atmaca, A. (2013). Quality of life is impaired not only in vitamin D deficient but also in vitamin D-insufficient pre-menopausal women. J Endocrinol Invest, 36(8), 622-627. doi: 10.3275/8898

  • Masoudi, A. N., et al. (2015). Fatigue and Vitamin D Status in Iranian Female Nurses. Glob J Health Sci, 8(6), 196-202. doi: 10.5539/gjhs.v8n6p196


 
Tags:
#vitamin 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article