sfidn - Benarkah Minuman Berenergi itu Buruk? atau Justru Baik?

Benarkah Minuman Berenergi itu Buruk? atau Justru Baik?

sfidn.com - Minuman berenergi di produksi untuk meningkatkan energi, konsentrasi, dan juga kewaspadaan bagi yang meminumnya. Dewasa ini, hampir semua kalangan usia meminum minuman energi sehingga minuman ini terus terkenal di seluruh lapisan masyarakat. Namun, beberapa pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa minuman energi memiliki potensi yang berbahaya, sehingga ada sebagian besar kelompok yang mempertanyakan tentang keamanan minuman energi, apakah buruk atau justru baik untuk di minum. Pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan lebih dalam tentang baik atau buruknya minuman energi.

 

Apa itu Minuman Berenergi?

Minuman berenergi merupakan minuman yang memiliki sejumlah kandungan yang mampu meningkatkan energi dan performa mental. Berbagai contoh produk minuman energi yang cukup populer adalah Redbull, Monster Energy, Kratingdaeng, Monster Energy, Proman Energesis, Panther Energy, AMP, Rockstar, NOS, Full Throttle, 5-Hour Energy, dll. Hampir sebagian besar minuman berenergi tersebut memiliki kandungan kafein yang mampu merangsang fungsi otak, konsentrasi, dan kewaspadaan Anda. Namun, tiap produk memiliki kandungan kafein yang berbeda.

 

Seluruh Informasi kafein di atas di peroleh langsung dari situs website produsen. Selain kafein, minuman energi juga biasanya memiliki kandungan lain, yaitu:

  • Gula: Biasa digunakan sebagai sumber utama kalori pada minuman energy, walaupun beberapa ada yang tidak mengandung gula dan juga rendah karbohidrat.
  • Vitamin B: Berperan penting dalam mengubah makanan yang Anda konsumsi menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh.
  • Turunan asam amino: Contohnya adalah taurin dan L-karnitin. Keduanya diproduksi secara alami oleh tubuh dan memiliki peran dalam beberapa proses biologis.
  • Ekstrak herbal: Contohnya adalah Guarana untuk menambah lebih banyak kandungan kafein, dan ginseng yang memiliki efek positif pada fungsi otak.

  

Minuman Energi dapat Meningkatkan Fungsi Otak

Mereka yang mengonsumsi minuman energi memiliki banyak tujuan dan alasan dalam mengonsumsinya. Salah satu tujuan yang paling sering dikatakan adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan fungsi otak. Namun, apakah benar hal ini sudah teruji secara ilmiah? Benar, berbagai penelitian memang telah mengonfirmasi bahwa minuman energi mampu meningkatkan sistem kerja otak, seperti memori, konsentrasi, kewaspadaan dan mengurangi efek kelelehan mental.

 

Satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Amino Acids tahun 2001 menunjukkan bahwa dengan meminum 1 kaleng Red Bull (500 ml) mampu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat sebesar 24%.  Banyak peneliti yang mengklaim bahwa peningkatan fungsi otak tersebut dikarenakan adanya kandungan kafein sementara beberapa peneliti lainnya berspekulasi bahwa kombinasi kafein dan gula pada minuman energi lah yang memiliki manfaat besar tersebut.

 

Dapat Meningkatkan Energi Tubuh Saat Sedang Kelelahan

Mereka yang meminum minuman energi juga mengatakan bahwa mereka meminumnya untuk meningkatkan kembali energinya saat sedang lelah ataupun kurang tidur. Mereka yang sering mengemudikan mobil dalam perjalanan yang panjang hingga larut malam sering sekali meminum minuman energi untuk membantu mereka tetap terjaga dan berenergi saat sedang mengemudi. Satu penelitian yang dilakukan di Utrecht University, Netherland pada tahun 2010 melibatkan para pengemudi dengan menggunakan simulasi mengemudi, dengan hasil penelitian bahwa minuman energi mampu meningkatkan kualitas mengemudi, dan mengurangi rasa kantuk, bahkan pada para pengemudi yang kurang jam tidur.

 

Minuman berenergi ini juga sering digunakan oleh para pekerja shift malam untuk membantu mereka tetap terjaga saat bekerja dari malam hingga pagi. Namun, walaupun minuman energi ini bisa membantu para pekerja dan pengemudi agar tetap waspada dan terjaga, tapi satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physiology & Behavior mengatakan bahwa penggunaan minuman energi secara kontinyu bisa berefek negatif pada kualitas tidur mereka setelah mereka tidak kerja.

 

Minuman Energi dapat Menyebabkan Masalah Jantung pada Beberapa Orang

Penelitian memang telah menunjukkan bahwa minuman berenergi bisa meningkatkan fungsi otak dan membantu Anda agar tetap waspada saat Anda merasa lelah. Namun, minuman berenergi juga di khawatirkan dapat berkontribusi pada masalah jantung. Satu penelitian pada tahun 2014 yang berjudul Review of Published Cases of Adverse Cardiovascular Events After Ingestion of Energy Drinks menunjukkan bahwa penggunaan minuman energi berkaitan pada beberapa kasus masalah penyakit jantung yang memerlukan penanganan medis.

 

Selain itu, Margaret E. Mattson, Ph.D. dalam bukunya melaporkan bahwa terdapat lebih dari 20.000 kasus kesehatan di Amerika yang berkaitan dengan penggunaan minuman energi. Lebih lanjut lagi, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Pharmacotherapy melaporkan bahwa mengonsumsi minuman berenergi bisa meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, serta menurunkan fungsi penting pembuluh darah yang berefek buruk pada kesehatan jantung.

 

Sebagian besar ahli mengklaim bahwa masalah penyakit jantung yang berkaitan dengan penggunaan minuman energi terjadi karena adanya kandungan kafein yang berlebihan pada minuman berenergi. Hal tersebut tentu masuk akal, mengingat banyak orang yang menderita masalah jantung setelah meminum minuman energi lebih dari tiga botol dalam sehari, atau mencampurkannya dengan minuman alkohol lain. Jadi, tampaknya Anda perlu lebih berhati-hati lagi dalam meminum minuman berenergi jika memiliki riwayat penyakit jantung, mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak wajar dapat menyebabkan masalah jantung, bahkan jika Anda tidak punya riwayat penyakit jantung sekalipun.

 

Beberapa Merk Memiliki Kandungan Gula Berlebih

Sebagian besar minuman berenergi memiliki kandungan gula dalam jumlah yang cukup besar. Seperti misalnya satu kaleng Red Bull berisi 250 ml yang memiliki kandungan gula sebanyak 27 gram atau sekitar 7 sendok teh, dan juga dalam satu kaleng Monster Energy yang berisi 473 ml dengan kandungan gula sebanyak 54 gram atau sekitar 14 sendok teh. Meminum gula sebanyak itu akan menyebabkan gula darah Anda meningkat drastis dan jika Anda merasa sulit dalam mengontrol kadar gula darah atau memiliki penyakit diabetes maka Anda harus berhati-hati dalam meminum minuman berenergi.

 

Selain itu, meminum minuman yang dimaniskan dengan gula, seperti kebanyakan minuman berenergi, mampu menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama jika Anda menderita diabetes. Peningkatan kadar gula darah ini telah dikaitkan dengan peningkatan kadar stres oksidatif dan peradangan, yang telah terlibat dalam perkembangan hampir setiap penyakit kronis. Bahkan jika Anda tidak memiliki riwayat penyakit diabetes pun Anda harus berhati-hati akan kandungan gula pada minuman berenergi. Satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care pada tahun 2010 melaporkan bahwa meminum satu atau dua minuman manis setiap hari mampu meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 26% lebih tinggi. Untungnya, saat ini masih banyak produsen yang memproduksikan minuman energi rendah gula atau tanpa gula sama sekali. Jenis minuman energi tanpa gula tersebut akan lebih cocok untuk para penderita diabetes atau mereka yang sedang dalam program diet rendah karbohidrat.

 

Mencampur Minuman Energi dengan Alkohol Memiliki Risiko Kesehatan yang Serius

Mencampur minuman energi dengan alkohol sangat nge-trend di kalangan orang dewasa dan juga para mahasiswa. Namun, kombinasi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Efek stimulasi dari kafein pada minuman energi mampu mengesampingkan efek depresi yang ada pada alkohol. Para peneliti dari Federal University of Sao Paulo, Brasil menjelaskan bahwa hal tersebut bisa mengurangi efek mabuk atau bahkan tidak mabuk saat meminumnya.

 

Namun, kombinasi kedua minuman ini bisa mengganggu kesehatan. Mereka yang mengonsumsi kombinasi minuman energi dan alkohol cenderung mampu mengonsumsi alkohol lebih banyak. Bahkan mereka cenderung meminumnya sambil mengemudi ataupun saat menderita penyakit tertentu. lebih lanjut lagi, satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research meneliti 403 orang dewasa Austria dengan hasil bahwa mereka enam kali lebih mungkin mengalami peningkatan detak jantung saat meminum minuman berenergi yang dicampur dengan alkohol daripada saat mereka meminum alkohol saja.

 

Meminum minuman energi yang dicampur dengan alkohol ini cukup nge-trend pada pertengahan tahun 2000-an, namun pada tahun 2010 lalu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan di Amerika Serikat memaksa para produsen untuk menyingkirkan stimulan dari minuman beralkohols setelah adanya laporan medis dan kasus kematian setelah meminum minuman energi yang dicampur dengan alkohol. Walaupun begitu, masih ada beberapa orang yang terus mencampurkan minuman energi dan alkohol untuk dirinya sendiri.

 

Bolehkah Anak Kecil atau Remaja Meminum Minuman Energi?

Dilaporkan ada sekitar 31% anak-anak berusia 12-17 yang secara teratur minuman berenergi. Namun, menurut rekomendasi yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics pada 2011, minuman berenergi tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak atau remaja. Alasannya adalah bahwa kafein yang ditemukan dalam minuman energi membuat anak-anak dan remaja berisiko menjadi kecanduan atau ketergantungan dengan kafein, dan efek yang negatif juga bisa menyerang perkembangan jantung dan otak mereka.

 

Para ahli dari University of Miami, Amerika juga telah menetapkan batas kafein untuk usia ini, mereka merekomendasikan agar para remaja mengonsumsi tidak lebih dari 100 mg kafein setiap hari dan anak-anak mengonsumsi kurang dari 2,5 mg per kg berat badannya atau setara dengan 85 mg kafein pada anak seberat 34 kg dengan usia 12 tahun kebawah.

 

Lantas, Masih Bolehkan Kita Meminum Minuman Berenergi?

Sebagian besar masalah kesehatan yang berkaitan dengan minuman berenergi dikarenakan adanya kandungan kafein yang tinggi pada minuman tersebut. Secara spesifik, para ahli sudah merekomendasikan batas konsumsi kafein pada orang dewasa, yaitu tidak lebih dari 400 mg kafein per hari. Pada umumnya, minuman energi memiliki kandungan 80 mg  kafen per 237 ml, yang hampir sama dengan secangkir kopi. Masalahnya adalah, banyak minuman energi yang dijual dalam wadah atau botol yang lebih dari 237 ml. Selain itu, beberapa di antaranya memiliki lebih banyak kandungan kafein, seperti minuman energi 5-Hour Energy, yang memiliki kandungan 200 mg kafein dalam 57 ml. Selain itu, Finnegan, D. dalam penelitiannya yang dirilis pada tahun 2003 juga menjelaskan bahwa beberapa minuman berenergi memiliki kandungan ekstrak herbal seperti guarana, salah satu sumber kafein alami yang memiliki 40 mg kafein dalam tiap gramnya.

 

Para produsen minuman energi juga tidak diwajibkan untuk mencantumkan kandungan kafein pada label produknya, yang berarti kendungan total dari kefein ini di anggap sebelah mata oleh mereka. Oleh karena itu, sebenarnya kita masih bisa meminum minuman energi, tergantung pada jenis dan banyaknya minuman berenergi dalam tiap botol tersebut. Tidak sulit juga sebenarnya dalam mengontrol jumlah kafein yang disarankan selama kita mampu memerhatikan label nutrisi pada kemasan minuman berenergi. Walaupun mungkin sesekali meminum meminum minuman berenergi dalam satu hari tidak Anda rasakan bahayanya, namun meminumnya secara rutin tentu akan sangat berbahaya.

 

Jadi, jika Anda ingin memutuskan untuk meminum minuman berenergi, batasi minuman berenergi Anda, yaitu tidak lebih dari 173 ml dalam sehari dan batasi juga meminum minuman berkafein lainnya setelah meminum minuman berenergi. Hal ini demi menghindari asupan kafein yang berlebihan. Mereka para wanita hami dan menyusui, serta anak-anak dan remaja harus dilarang untuk meminum minuman berenergi ini karena tingginya kadar kafein di dalam minuman berenergi.

 

--- Related Article ---

 

Kesimpulan

Minuman berenergi mampu memberikan beberapa manfaat sesuai yang mereka janjikan, yaitu meningkatkan fungsi otak, dan membantu mengembalikan energi Anda saat kelelahan dan kurang tidur. Namun, ada sejumlah masalah kesehatan yang terkait dengan minuman berenergi, terutama karena asupan kafein yang berlebihan, tingginya kadar gula, dan mencampur minuman energi dengan alkohol. Jika Anda tetap memilih untuk meminum minuman berenergi, disarankan untuk tidak lebih dari 473 ml dalam sehari. Setelah meminumnya, kurangilah asupan minuman kafein lain seperti teh atau kopi demi menghindari efek berbahaya karena terlalu banyak asupan kafein. beberapa orang, seperti wanita hamil dan menyusui, serta para remaja dan anak-anak harus dilarang meminum minuman berenergi karena tingginya kandungan kafein di dalam minuman berenergi.

 

Referensi:

  1. https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/caffeinated-alcoholic-beverages
  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK384664/
  3. (2011). Sports Drinks and Energy Drinks for Children and Adolescents: Are They Appropriate? PEDIATRICS, 127(6), 1182–1189. doi:10.1542/peds.2011-0965 
  4. Alford, C., Cox, H., & Wescott, R. (2001). The effects of Red Bull Energy Drink on human performance and mood. Amino Acids, 21(2), 139–150.doi:10.1007/s007260170021Y
  5. Ferreira, S. E., de Mello, M. T., Pompeia, S., & de Souza-Formigoni, M. L. O. (2006). Effects of Energy Drink Ingestion on Alcohol Intoxication. Alcoholism: Clinical and Experimental Research, 30(4), 598–605.doi:10.1111/j.1530-0277.2006.00070.x 
  6. Finnegan, D. (2003). The health effects of stimulant drinks. Nutrition Bulletin, 28(2), 147–155.doi:10.1046/j.1467-3010.2003.00345.x 
  7. Goldfarb, M., Tellier, C., & Thanassoulis, G. (2014). Review of Published Cases of Adverse Cardiovascular Events After Ingestion of Energy Drinks. The American Journal of Cardiology, 113(1), 168–172.doi:10.1016/j.amjcard.2013.08.058
  8. Jay, S. M., Petrilli, R. M., Ferguson, S. A., Dawson, D., & Lamond, N. (2006). The suitability of a caffeinated energy drink for night-shift workers. Physiology & Behavior, 87(5), 925–931.doi:10.1016/j.physbeh.2006.02.012 
  9. Malik, V. S., Popkin, B. M., Bray, G. A., Despres, J.-P., Willett, W. C., & Hu, F. B. (2010). Sugar-Sweetened Beverages and Risk of Metabolic Syndrome and Type 2 Diabetes: A meta-analysis. Diabetes Care, 33(11), 2477–2483.doi:10.2337/dc10-1079 
  10. Mets, M. A. J., Ketzer, S., Blom, C., van Gerven, M. H., van Willigenburg, G. M., Olivier, B., & Verster, J. C. (2010). Positive effects of Red Bull® Energy Drink on driving performance during prolonged driving. Psychopharmacology, 214(3), 737–745.doi:10.1007/s00213-010-2078-2 
  11. Monnier, L., Mas, E., Ginet, C., Michel, F., Villon, L., Cristol, J.-P., & Colette, C. (2006). Activation of Oxidative Stress by Acute Glucose Fluctuations Compared With Sustained Chronic Hyperglycemia in Patients With Type 2 Diabetes. JAMA, 295(14), 1681.doi:10.1001/jama.295.14.1681
  12. Peacock, A., Bruno, R., & Martin, F. H. (2012). The Subjective Physiological, Psychological, and Behavioral Risk-Taking Consequences of Alcohol and Energy Drink Co-Ingestion. Alcoholism: Clinical and Experimental Research, 36(11), 2008–2015.doi:10.1111/j.1530-0277.2012.01820.x 
  13. PRICE, S. R., HILCHEY, C. A., DARREDEAU, C., FULTON, H. G., & BARRETT, S. P. (2010). Energy drink co-administration is associated with increased reported alcohol ingestion. Drug and Alcohol Review, 29(3), 331–333.doi:10.1111/j.1465-3362.2009.00163.x 
  14. Sørensen, H., & Sonne, J. (1996). A double-masked study of the effects of ginseng on cognitive functions. Current Therapeutic Research, 57(12), 959–968.doi:10.1016/s0011-393x(96)80114-7 
  15. Scholey, A. B., & Kennedy, D. O. (2004). Cognitive and physiological effects of an??energy drink?: an evaluation of the whole drink and of glucose, caffeine and herbal flavouring fractions. Psychopharmacology, 176(3-4), 320–330.doi:10.1007/s00213-004-1935-2 Y
  16. Steinke, L., Lanfear, D. E., Dhanapal, V., & Kalus, J. S. (2009). Effect of “Energy Drink” Consumption on Hemodynamic and Electrocardiographic Parameters in Healthy Young Adults. Annals of Pharmacotherapy, 43(4), 596–602.doi:10.1345/aph.1l614 
  17. Seifert, S. M., Schaechter, J. L., Hershorin, E. R., & Lipshultz, S. E. (2011). Health Effects of Energy Drinks on Children, Adolescents, and Young Adults. PEDIATRICS, 127(3), 511–528.doi:10.1542/peds.2009-3592 

 
Tags:
#Minuman sebelum gym  #Minuman sebelum fitness  #minuman berkafein  #minuman  #minuman berenergi 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article