
Fakta Suplemen DAA (D-Aspartic Acid) untuk Tingkatkan Testosteron
sfidn.com - Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab untuk pembentukan otot. Karena itu, para bodybuilder mencari cara untuk meningkatkan hormon ini. Salah satu metode yang populer dilakukan adalah dengan mengonsumsi suplemen makanan yang diklaim dapat meningkatkan testosteron. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam jurnal Accounts of Chemical Research (2008), salah satu suplemen yang dapat meningkatkan testosteron adalah suplemen yang mengandung asam amino D-aspartic acid.
Apa Itu D-Aspartic Acid (DAA)?
D-aspartic acid (DAA) adalah asam amino yang memiliki beberapa fungsi dalam tubuh. Asam amino adalah bahan penyusun semua jenis protein, hormon, serta neurotransmiter tertentu. Penelitian yang dimuat dalam jurnal PLoS One (2017) menjelaskan bahwa asam amino terdiri atas dua bentuk yang berbeda. Misalnya, asam aspartat dapat ditemukan dalam bentuk L-aspartic acid dan D-aspartic acid. Bentuknya memiliki rumus kimia yang sama, namun struktur molekulnya berbeda.
Dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal Brain Research Reviews (2007), L-aspartic acid diproduksi secara alami dalam tubuh dan digunakan untuk membangun protein. Sementara itu, D-aspartic acid berperan dalam membuat dan melepaskan hormon dalam tubuh. D-aspartic adalah asam amino non-esensial yang tidak perlu dikonsumsi melalui makanan. D-aspartic acid dapat meningkatkan pelepasan hormon di otak dan memproduksi testosteron. Penelitian dalam European Journal of Applied Physiology (2007) menjelaskan bahwa kadar testosteron tinggi dapat meningkatkan massa otot dan meningkatkan kinerja gym.
Sebuah studi dalam jurnal Reproductive Biology and Endocrinology (2009) menemukan bahwa manfaat DAA cukup menjanjikan. DAA dapat meningkatkan luteinizing hormone (LH), yaitu hormon reproduksi sekitar 33%, dapat meningkatkan kadar testosteron 42%, dan mampu meningkatkan hormon pertumbuhan manusia (human growth hormon).
Manfaat Suplemen DAA
1. Membangun massa otot
Selain disukai oleh para bodybuilder karena dapat meningkatkan kadar testosteron, DAA juga populer karena dapat mendorong pertumbuhan, perkembangan, dan pemulihan otot setelah latihan intensitas tinggi dan latihan ketahanan. Berdasarkan penelitian yang dimuat dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition (2015), konsumsi suplemen D-aspartic acid yang diimbangi dengan olahraga intensitas tinggi secara signifikan dapat membantu meningkatkan pertumbuhan otot anabolik dan meningkatkan kekuatan latihan.
2. Meningkatkan daya ingat dan aktivitas otak
Studi terbaru berjudul D-Aspartic acid is a novel endogenous neurotransmiter (2011) menemukan bahwa DAA berperan dalam neurotransmiter endogen. Artinya, DAA merupakan zat yang dapat menghubungkan "komunikasi" antarneuron individu. Oleh karena itu, DAA dapat meningkatkan daya ingat dan aktivitas otak.
3. Meningkatkan kesuburan
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Advances in Sexual Medicine (2012) menemukan bahwa pria yang memiliki masalah kesuburan secara substansial dapat meningkatkan jumlah sperma yang mereka hasilkan. Dengan kata lain, DAA dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas sperma. Penelitian ini juga membuktikan bahwa 27% pasangan hamil saat pria mengonsumsi DAA.
Siapa yang harus mempertimbangkan penggunaan suplemen DAA?
Berdasarkan penelitian berjudul D-Aspartate, a Key Element for the Improvement of Sperm Quality (2012), ada beberapa kriteria orang yang harus mempertimbangkan konsumsi suplemen DAA dan orang yang harus menghindari penggunaan DAA. Berikut beberapa di antaranya.
Orang yang direkomendasikan untuk konsumsi DAA
- Pria dengan kadar testosteron yang relatif lebih rendah daripada kadar testosteron optimal (sekitar 400-600ng/dL)
- Sedang mencari cara alami untuk meningkatkan produksi hormon anabolik endogen
- Memiliki libido rendah dan merasa otot tidak dapat pulih dengan cepat setelah latihan
Orang yang sebaiknya tidak konsumsi DAA
- Anda seorang wanita, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum konsumsi
- Kadar testosteron Anda relatif lebih tinggi dibandingkan kadar testosteron optimal pria pada umumnya (sekitar 400-600ng/dL)
- Anda menderita hipertiroidisme (tingginya kadar hormon tiroid dalam darah)
Dosis Konsumsi DAA
Penelitian dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition (2015) menjelaskan bahwa dosis harian untuk konsumsi DAA umumnya berkisar 2000 hingga 3000 miligram. Oleh karena itu, DAA adalah suplemen yang dapat diminum setiap hari. Namun, dalam studi lain dianjurkan untuk mengonsumsi 3000mg selama 12 hari diikuti dengan jeda satu minggu. Studi lainnya juga merekomendasikan konsumsi 2000 mg per hari tanpa istirahat. Dosis konsumsi DAA yang paling tepat sebaiknya Anda lihat pada label produk suplemen Anda.
Efek Samping Suplemen DAA
Studi yang dimuat dalam jurnal Advances in Sexual Medicine (2012) mengungkapkan bahwa suplemen DAA yang dikonsumsi 2,6 gram per hari selama 90 hari tidak menimbulkan efek samping bagi penggunanya. Sementara itu, penelitian yang dimuat dalam jurnal Nutrition Research (2013) menemukan bahwa pria yang mengonsumsi D-aspartic acid terlihat lebih mudah tersinggung, sakit kepala, dan gugup. Namun, lebih banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa suplemen DAA tidak memiliki efek samping.
Kesimpulan
Aspartic acid adalah salah satu asam amino non-esensial yang terdiri atas dua bentuk, yaitu L-aspartic acid dan D-aspartic acid. L-aspartic acid digunakan untuk membangun protein. Sementara itu, D-aspartic acid mampu meningkatkan pelepasan hormon di otak dan memproduksi testosteron.D-aspartic bermanfaat membangun massa otot, meningkatkan daya ingat dan aktivitas otak, serta meningkatkan kesuburan. Suplemen DAA sebaiknya dikonsumsi sekitar 2000 hingga 3000 mig per hari. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa suplemen DAA tidak menimbulkan efek samping yang serius pada tubuh penggunanya.
Referensi
- Andrada, Rafael Timón, dkk. (2007). “Variations in urine excretion of steroid hormones after an acute session and after a 4-week programme of strength training”. European Journal of Applied Physiology.
- D’Aniello, Antimo. (2007). “D-Aspartic acid: an endogenous amino acid with an important neuroendocrine role”. Brain Research Reviews.
- D’Aniello, Antimo, dkk. (2012). “D-Aspartate, a Key Element for the Improvement of Sperm Quality”. Advances in Sexual Medicine.
- Durani, Susheel. (2008). “Protein design with L- and D-alpha-amino acid structures as the alphabet”. Accounts of Chemical Research.
- Melville, Geoffrey W., dkk. (2015). “Three and six grams supplementation of d-aspartic acid in resistance trained men”. Journal of the International Society of Sports Nutrition.
- Melville, Geoffrey W., dkk. (2017). “The effects of d-aspartic acid supplementation in resistance-trained men over a three month training period: A randomised controlled trial”. PLoS One.
- Topo, Enza, dkk. (2009). “The role and molecular mechanism of D-aspartic acid in the release and synthesis of LH and testosterone in humans and rats”. Reproductive Biology and Endocrinology.
- Willoughby, Darryn S dan Brian Leutholtz. (2013). “D-aspartic acid supplementation combined with 28 days of heavy resistance training has no effect on body composition, muscle strength, and serum hormones associated with the hypothalamo-pituitary-gonadal axis in resistance-trained men”. Nutrition Research.