sfidn - Mengenal Glioblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Agung Hercules

Mengenal Glioblastoma, Kanker Otak yang Menyerang Agung Hercules

sfidn.com – Baru-baru ini, publik dikejutkan oleh berita tentang Agung Hercules yang mengidap kanker otak. Kanker otak tersebut berkembang secara cepat dan telah mencapai stadium IV. Seperti diberitakan sejumlah media massa, kanker yang berkembang di otak kiri binaragawan sekaligus penyanyi dangdut tersebut ternyata jenis kanker otak glioblastoma, yakni tumor otak ganas yang umumnya menyerang orang dewasa.

Apa itu Kanker Otak Glioblastoma?

Menurut Cancer Council Australia, terdapat dua jenis kanker otak, yakni tumor otak primer (tumor yang dimulai di otak dan tidak menyebar) dan tumor otak sekunder (tumor yang dimulai dari bagian tubuh lain). Dalam dunia medis sendiri, ada 40 jenis tumor otak yang dikelompokkan ke dalam dua kategori besar, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak merupakan jenis tumor yang tumbuh lambat dan kemungkinan tidak menyebar, seperti meningioma, neuroma, tumor hipofisis, dan craniopharyngioma. Sementara, tumor ganas yang biasa disebut sebagai kanker dapat menyebar kebagian lain, baik dari otak maupun sumsum tulang belakang, seperti astrositoma, oligodendroglioma, glioblastoma, dan glioma campuran. 

 

Dalam kasus kanker otak yang diderita Agung Hercules, kanker otak tersebut merupakan glioblastoma multiforme (GBM), yakni tumor otak ganas yang sangat agresif dan paling banyak menyerang orang dewasa. Glioblastoma masuk ke dalam kelompok tumor astrositoma yang terbentuk dari sel-sel berbentuk bintang di otak (astrosit). Pada orang dewasa, tumor ini biasanya dimulai dari cerebrum yang merupakan bagian terbesar otak.

 

Menurut American Brain Tumor Association, glioblastoma merupakan tumor astrositoma stadium IV yang bersifat infiltratif dan menyerang daerah otak terdekat. Terkadang pun, tumor ini dapat menyebar ke sisi yang berlawanan dengan otak melalui serat koneksi (corpus callosum). Sementara, sangat jarang tumor glioblastoma menyebar di luar bagian otak.

 

Glioblastoma pun terbagi menjadi dua, yakni glioblastoma primer (de novo) dan glioblastoma sekunder. Glioblastoma primer (de novo) merupakan jenis yang paling umum dan langsung memasuki stadium IV. Tumor de novo ini sangat agresif dan cenderung menyerang orang lebih tua.  Sementara, glioblastoma sekunder lebih jarang terjadi dan lebih lambat pertumbuhannya. Glioblastoma ini biasanya dimulai dari stadium yang lebih rendah (stadium II dan stadium III) serta cenderung menyerang orang berusia 45 tahun atau lebih muda.

 

Namun, glioblastoma dapat menyerang semua kelompok umur. Hanya saja, kebanyakan jumlah penderitanya berada di usia 55 sampai 60 tahun. Resiko glioblastoma itu juga meningkat seiring bertambahnya usia. Dibandingkan wanita pun, kasus kanker otak glioblastoma lebih banyak menyerang pria.  

Gejala Kanker Otak Glioblastoma

Ketika tumbuh dan berkembang, tumor akan mengganggu dan memberikan tekanan pada otak. Hal itu menimbulkan gejala yang merupakan respon terhadap pertumbuhan tumor tersebut. Gejala yang ditimbulkan oleh glioblastoma sebenarnya tergantung pada lokasi dan sebesar apa tumor tersebut telah berkembang. Namun, gejala yang umumnya ditimbulkan berupa:

  • Pusing berkelanjutan

  • Muntah

  • Kejang

  • Sulit berpikir

  • Sulit berbicara

  • Penglihatan kabur atau ganda

  • Perubahan mood atau kepribadian

Penanganan Kanker Otak Glioblastoma

Glioblastoma merupakan tumor agresif yang cenderung sulit untuk diobati. Menurut sebuah studi pun, glioblastoma termasuk tumor langka dengan rasio kejadian 10 per 100.000 orang. Tumor ini tumbuh cepat dan mengandung banyak sel yang berbeda. Sel-sel ini tidak semuanya dapat dihilangkan melalui operasi. Melalui terapi pun, beberapa sel merespon dengan baik, namun beberapa sel lainnya tidak merespon sama sekali.

 

Sebelumnya, dokter Spesialis Bedah Tumor dan Kanker Otak dar Comprehensive Brain and Spine Centre Surabaya, dr. Agus C. Anab, Sp.BS menjelaskan bahwa diagnosa pertama dari penyakit kanker otak bisa menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Namun, jika letak kanker tersembunyi, pasien biasanya akan langsung diradiasi. Setelah diketahui, barulah dilakukan tindakan selanjutnya.

1. Pembedahan atau Operasi

Operasi merupakan langkah pertama yang akan dilakukan setelah penyakit terdeteksi. Operasi tersebut bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak yang mengganggu banyak fungsi, seperti bahasa maupun gerakan. Operasi ini dilakukan untuk menghilangkan tumor sebanyak mungkin dengan aman. Namun, glioblastoma memiliki tentakel seperti jari yang menyusup ke otak. Maka dari itu, glioblastoma cenderung sulit untuk dihilangkan sepenuhnya.

2. Radiasi

Sementara, radiasi digunakan untuk memperlambat pertumbuhan tumor yang tersisa maupun yang tidak bisa dihilangkan saat operasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi juga dapat dilakukan untuk menangani pasien glioblastoma. National Brain Tumor Society pun menyebutkan beberapa alat, obat, dan medical device, seperti temolozomide, bevacizumab, polifeprosan 20 with carmustine implant, hingga Tumor-Treating Fields (TTF) device yang digunakan untuk menangani pasien dengan metode kemoterapi.

 

Disisi lain, glioblastoma mengambil porsi 12 hingga 15 persen dari keseluruhan insiden kanker otak. Tingkat harapan hidup yang penderita miliki pun cenderung pendek, yakni sekitar 11 sampai 15 bulan sejak penyakit terdeteksi. Sementara, hanya sekitar empat persen dari keseluruhan pasien glioblastoma dapat bertahan hingga lima tahun.

 

--- Related Article ---

Kesimpulan

Kanker otak glioblastoma yang diderita Agung Hercules merupakan kanker otak ganas yang berkembang secara agresif dan mengganggu beberapa fungsi tubuh. Gejala yang ditimbulkan di penyakit ini bergantung pada lokasi dan ukuran tumor tersebut. Namun, gejala yang umumnya ditimbulkan meliputi pusing, muntah, kejang, sulit berpikir, sulit berbicara, penglihatan kabur, serta perubahan mood. Kanker ini umumnya menyerang orang dewasa, namun tidak menutup kemungkinan dapat menyerang semua tingkatkan umur. Jumlah pria yang terserang glioblastoma pun lebih banyak dibandingkan wanita. Operasi pun merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk menghilangkan tumor pada otak. Sementara, radiasi dan kemoterapi dilakukan sebagai penanganan lanjutan untuk memperlambat tumor yang tersisa maupun yang tidak dapat dihilangkan ketika operasi. Meski statistik menunjukkan angka yang rendah terkait hidup pasien glioblastoma, semangat untuk hidup adalah hal lain yang dibutuhkan untuk memperpanjang harapan hidup tersebut.    

 

Referensi

  • https://tirto.id/mengenal-kanker-otak-glioblastoma-yang-diderita-agung-hercules-ecCP

  • https://www.abta.org/tumor_types/glioblastoma-gbm/

  • https://braintumor.org/brain-tumor-information/understanding-brain-tumors/tumor-types/#glioblastoma-multiforme

  • https://www.webmd.com/cancer/brain-cancer/what-is-glioblastoma#1

  • https://www.healthline.com/health/brain-tumor/glioblastoma

  • https://theconversation.com/glioblastoma-why-these-brain-cancers-are-so-difficult-to-treat-61376

  • Mary, E. D. (2016). Glioblastoma: Overview of Disease and Treatment. Clin J Oncol Nurs, 20(5), S2–S8. doi: 1188/16.CJON.S1.2-8

  • Gabriel, L., Eduard, B. D. (2009). Current Data and Strategy in Glioblastoma Multiforme. Journal of Medicine and Life

  • Wenya, L. B., Rameen, B. (2014). Beating The Odds: Extreme Long-Term Survival with Glioblastoma. Neuro Oncol, 16(9), 1159–1160. doi: 1093/neuonc/nou166

  • Hanif, F., Muzaffar, K., Perveen, K., Malhi, S. M., Simjee, Sh. U. (2017). Glioblastoma Multiforme: A Review of its Epidemiology and Pathogenesis through Clinical Presentation and Treatment. Asian Pac J Cancer Prev, 18(1), 3-9

 


 
Tags:
#glioblastoma  #kanker otak  #agung hercules 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article