sfidn - Pandangan Peneliti Terhadap MSG a.k.a Micin

Pandangan Peneliti Terhadap MSG a.k.a Micin

sfidn.com - Kontroversi seputar MSG di berbagai komunitas penggiat hidup sehat atau komunitas lainnya sangatlah banyak sekali. Beberapa ada yang mengatakan bahwa MSG bisa menyebabkan asma, sakit kepala, kerusakan otak, bahkan kebodohan. Disisi lain, berbagai sumber yang kredibel dan terpercaya seperti FDA (Food & Drug Administration U.S) mengatakan bahwa MSG sangat aman untuk dikonsumsi. Nah, pada artikel kali ini kami akan membahas secara lebih detail tentang MSG dan apa pandangan para peneliti terkait MSG.

Apa itu MSG?

MSG adalah kependekan dari monosodium glutamate yang dikenal sebagai peningkat cita rasa makanan, atau masyarakat Indonesia mengenalnya dengan Micin. MSG atau yang sering kita sebut sebagai micin ini berasal dari asam amino glutamat, salah satu asam amino yang banyak tersebar secara alami atau buatan seperti, rumput laut, kecap, keju parmesan, tomat, dan ASI. Asam amino glutamat merupakan salah satu asam amino esensial yang artinya tubuh manusia mampu memproduksinya sendiri. Asam amino ini juga sangat penting untuk berbagai fungsi lain di dalam tubuh dan hampir bisa ditemukan pada setiap makanan.

 

Secara kimiawi, micin memiliki bentuk fisik berupa kristal putih seperti garam ataupun gula putih. Micin dibuat dengan menggabungkan natrium dan asam glutamat, atau yang biasa dikenal dengan garam natrium. Asam glutamat yang terdapat di dalam micin dibuat dari hasil fermentasi pati, namun uniknya tidak ada perbedaan kimia antara micin dengan sumber makanan pati lainnya. Asam glutamat yang terdapat dalam MSG kemungkinan akan lebih mudah diserap karena tidak terikat di dalam molekul protein yang butuh proses pemecahan terlebih dahulu.

 

Micin memiliki rasa umami atau rasa gurih, salah satu dari kelima rasa yang telah disepakati oleh para ahli gizi, yaitu asin, manis, pahit, manis, dan gurih. Zat aditif ini sangat populer digunakan pada masakan asia dan juga digunakan pada makanan olahan di negeri barat. Namun menariknya, asam glutamat itu sendiri sebenarnya tidak memiliki rasa gurih, namun micin dalam makanan yang kita konsumsi akan mengaktifkan resepetor glutamat pada lidah yang dilanjutkan dengan mengirim sinyak ke otak, sehingga menghasilkan rasa yang khas. Dilansir dari laman healthline.com, asupan micin atau MSG harian rata-rata warga Amerika dan Inggris adalah 0,55-0,58 gram, dan untuk warga Korea serta Jepang adalah 1,2 hingga 1,7 gram.

Asam Glutamat dalam Tubuh

Penting untuk diketahui bahwa perut dan lapisan usus tubuh menusia memiliki reseptor glutamat yang tinggi. Micin dan bentuk glutamat lainnya akan terserap melalui reseptor ini. Saat berada di dalam usus, glutamat akan dipecah untuk dijadikan bahan bakar atau dimasukkan kedalam molekul lain. Glutamat juga menjadi neurotransmitter penting pada otak. Dengan kata lain, micin mampu merangsang sel-sel saraf otak untuk bisa menyampaikan dan mentransmisikan sinyalnya. Namun, sebagian orang ada yang mengartikan bahwa micin mampu menyebabkan peningkatan kadar glutamat pada otak hingga menstimulasi sel-sel saraf secara berlebihan. Oleh karena itulah micin di beri lebel sebagai eksitoksin (suatu substansi yang bertindak seperti racun dengan cara menguasi sel tertentu hingga mengalami kerusakan). Namun, diet rendah glutamat diyakini mampu menghalau kadar glutamat berlebih untuk ditransfer pada otak.

Manfaat MSG

Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa MSG mampu membantu menjaga berat badan agar tetap terkendali. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa micin mampu meningkatkan perasaan senang. Sementara itu, penelitian lainnya yang dilakukan tahun 2014 berjudul Monosodium glutamate intake is inversely related to the risk of hyperglycemia melibatkan 1.000 orang dewasa selama 5 tahun. Hasilnya, terdapat suatu hubungan terbalik antara MSG dan hiperglikemia. Itu artinya, asupan MSG yang lebih besar ada kemungkinan untuk menurunkan kadar hiperglekimia, maupun sebaliknya.

 

Selain itu, dengan menambahkan micin pada makanan, maka micin akan membuat tubuh lebih mudah kenyang, sehingga mampu membantu penurunan berat badan. Hal ini diperkuat dengan beberapa laporan penelitian yang melaporkan bahwa micin mampu membantu tubuh merasa lebih kenyang. Beberapa studi yang di lakukan pada tahun 2014 lalu mencatat bahwa mereka yang mengonsumsi sup dengan bumbu micin terbukti akan mengonsumsi lebih sedikit kalori pada sesi makan berikutnya.

 

Para peneliti menjelaskan bahwa rasa gurih yang terdapat pada micin mampu menstimulasi reseptor yang ada pada lidah dan saluran pencernaan, sehingga mampu memicu pelepasan hormon pengatur nafsu makan. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 dengan judul The addition of monosodium glutamate and inosine monophosphate-5 to high-protein meals: effects on satiety, and energy and macronutrient intakes melaporkan micin atau MSG terbukti mampu mengurangi asupan kalori daripada meningkatkan kalori. Namun, jika Anda memang ingin mengurangi asupan kalori, akan lebih baik untuk tidak mengandalkan micin. The American Heart Association menyarankan untuk mengonsumsi MSG sebanyak 1500 mg perhari. Anda juga bisa mengurangi jumlah ini dengan aman setiap harinya.

Lantas, Kenapa Banyak yang Menganggap Bahwa MSG Berbahaya?

Phobia atau ketakutan akan micin ini telah dimulai pada tahun 1969 lalu, saat itu, penelitian yang berjudul Brain Lesions, Obesity, and Other Disturbances in Mice Treated with Monosodium Glutamate menyuntikkan MSG dengan dosis yang besar pada seekor tikus yang baru lahir hingga menyebabkan efek neurologis yang berbahaya. Sejak saat itulah berbagai buku seperti buku karangan Russell Blaylock dengan judul "Excitotoxins: The Taste That Kills" telah membuat phobia pada masyarakat.

 

Pada kenyataannya, lonjakan aktivitas glutamat di dalam otak memang mampu menyebabkan berbagai kerusakan, dan konsumsi MSG atau micin dengan kadar berlebihan mampu meningkatkan jumlah glutamat di dalam darah. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Cephalalgia tahun 2009 menyebutkan bahwa konsumsi micin dengan dosis berlebih terbukti mampu meningkatkan hipertensi darah sebanyak 556%. Namun, Hawkins, R. A. dalam penelitannya yang berjudul The blood-brain barrier and glutamate mengungkapkan bahwa diet glutamat seharusnya hanya memiliki sedikit dan bahkan tidak berpengaruh pada otak manusia, karena mereka tidak dapat melewati suatu tembok pembatas yang terdapat pada otak dalam skala yang besar.

 

Sebuah studi terbaru yang dilakukan pada tahun 2017 lalu dengan judul Dietary consumption of monosodium L-glutamate induces adaptive response and reduction in the life span of Drosophila melanogaster menunjukkan bahwa kadar MSG yang berlebihan mampu menyebabkan efek buruk terhadap lalat buah, yang menyebabkan kematian dini pada sejumlah besar dari lalat buah tersebut. Namun, tingkat penggunaan MSG pada studi ini melebihi konsumsi normal harian yang biasa di konsumsi manusia. Perlu dicatat pula bahwa berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Toxicology Letters, setiap restoran atau produsen makanan tidak diwajibkan untuk mengungkapkan tingkat MSG yang digunakan pada makanan mereka. Jadi secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa MSG bergerak secara eksitotoksin saat dikonsumsi dalam jumlah normal dan tidak berlebihan.

Beberapa Orang Mungkin Ada yang Sensitif Terhadap Micin

Sebagian orang mungkin ada yang mengalami efek samping karena mengonsumsi MSG atau micin. Gejala ini disebut dengan Chinese restaurant syndrome atau gejala MSG kompleks. Beberapa gejala yang biasa mereka alami adalah sakit kepala, otot tegang, mati rasa, kesemutan, lemas, dan kulit yang memerah. Dosis yang membuat mereka mengalami hal tersebut mungkin sekitar 3 gr per setiap kali makan. Perlu di ingat bahwa asupan 3 gram per setiap kali makan adalah dosis yang tinggi. Jika Anda makan 3 kali sehari, maka kandungan micin yang ada di tubuh Anda adalah 9 gram perhari, dan itu sudah termasuk ke dalam ambang batas yang berlebihan.

 

Sensitivitas sesorang terhadap micin masih belum diketahui penyebabnya, namun beberapa peneliti dari Legacy Clinical Research Center berspekulasi bahwa dosis besar konsumsi micin memungkinkan sejumlah kecil asam glutamat untuk menerobos dinding penghalang yang ada di darah menuju otak sehingga berinteraksi dengan neuron yang mengakibatkan pembengkakan dan cedera otak. Beberapa penelitian lainnya mengatakan bahwa micin juga bisa menyebabkan serangan asma untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit asma. Dalam satu studi yang diterbitkan oleh Journal of Allergy and Clinical Immunology dengan melibatkan 32 orang melaporkan bahwa, 40% peserta mengalami serangan asma karena mengonsumsi micin dalam jumlah yang banyak.

Micin Mampu Menyababkan Obesitas dan Gangguan Metabolik

Beberapa orang ada yang mengaitkan micin dengan penambahan berat badan. Beberapa studi pada hewan yang diterbitkan dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology dan jurnal Obesity melakukan penyuntikan MSG dengan dosis yang tinggi kedalam otak tikus dan menyebabkan mereka menjadi obesitas. Namun, hal tersebut memiliki sangat sedikit relevansinya dengan asupan MSG pada manusia.

 

Penelitian lainnya yang dilakukan di Cina dengan judul Association of Monosodium Glutamate Intake With Overweight in Chinese Adults: The INTERMAP Study melaporkan bahwa peningkatan asupan MSG telah dikaitkan dengan penambahan berat badan, dengan asupan rata-ratanya sekitar 0,33 hingga 2,22 gram perhari. Namun, penelitian yang dilakukan pada orang dewasa Vietnam pada tahun 2012 dengan judul Monosodium glutamate is not associated with overweight in Vietnamese adults melaporkan bahwa asupan rata-rata 2,2 gram perhari tidak ada kaitannya dengan peningkatan berat badan. 

 

Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Thailand dan diterbitkan dalam jurnal Nutrition & Metabolism mengaitkan peningkatan MSG dengan penambahan berat badan dan sindrom metabolik, namun penelitian ini menuai banyak kritikan karena cacat metodologis. Terakhir, penelitian yang dilakukan di Aarhus University, Denmark melakukan uji coba terkontrol pada manusia dan melaporkan bahwa MSG mampu meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan sakit kepala serta mual. Tapi, penelitian ini dianggap tidak realistis karena menggunakan dosis yang terlalu tinggi. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak lagi penelitian yang mendalam mengenai keterkaitan MSG terhadap obesitas dan gangguan metabolik.

MSG dan Diabetes

Walaupun MSG atau micin dinilai cukup aman oleh FDA dan tidak ada yang mampu membuktikan bahwa micin menyebabkan obesitas, namun Anda tetap harus membatasi asupan micin karena kandungan natriumnya yang cukup tinggi, khususnya untuk para penderita diabetes. Karena para penderita diabetes akan menghadapi resiko lonjakan tekanan darah yang lebih tinggi lagi jika mengonsumsinya. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan asupan natrium Anda agar tekanan darah menjadi lebih teratur. Hal ini didukung dengan penelitian yang membuktikan bahwa asupan micin yang dikonsumsi dari waktu ke waktu mampu menyebabkan atau memperburuk intoleransi terhadap glukosa. Micin juga ada kemungkinan berkaitan dengan perkembangan diabetes tipe 2 yang mampu menyebabkan kerusakan saraf, katarak, dan berbagai gejala lainnya.

Efek MSG pada Tekanan Darah

MSG atau micin telah terbukti mampu meningkatkan tekanan darah saat dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama ataupun terlalu banyak. Sejatinya, tubuh Anda akan menahan air saat mengonsumsi natrium, banyaknya air yang tersimpan saat mengonsumsi natrium akan menekan pembuluh darah dan arteri tubuh. Pun sama halnya dengan micin. Jika Anda sering mengonsumsi micin atau mengonsumsinya dalam jumlah yang terlalu banyak, maka akan berimbas negatif pada tekanan darah Anda dalam jangka waktu yang panjang. Efek ini akan lebih buruk lagi jika Anda mengonsumsi obat hipertensi.

Jadi, Apakah MSG Aman untuk Dikonsumsi?

Berdasarkan laman resmi U.S Food and Drug Administration (FDA) atau BPOM versi Amerika telah menuliskan bahwa MSG atau micin termasuk ke dalam bumbu dapur yang aman untuk di konsumsi. Seorang profesor di Universitas Tokyo di Jepang bernama Kikunae Ikeda adalah orang pertama yang mengekstrasi MSG dari lumput laut. Namun Saat ini, MSG atau micin pun telah difermentasi dari karbohidrat, dan prosesnya sama dengan cara pembuatan yogurt dan anggur.

 

Saat ini pun FDA telah mewajibkan para produsen makanan untuk menuliskan kandungan MSG atau micin pada label komposisi pembuatan makanannya. Jadi, tidak perlu menutup-nutupi komposisi atau takaran MSG pada produk makanannya. Namun, berbagai kandungan lain seperti protein nabati terhidrolisis, ragi yang diautolisis, ekstrak kedelai, dan protein isolat juga ternyata memiliki kandungan glutamat yang terproduksi secara alami.

Cara Mengatur Asupan MSG

Jika Anda khawatir akan MSG atau micin ini, dan ingin membatasi asupan micin, Anda bisa memulainya dengan membaca label nutrisi atau komposisi pada makanan kemasan Anda. Disana Anda akan melihat komposisi apa saja yang digunakan untuk membuat makanan tersebut. Cara lainnya, Anda bisa memilih makanan yang masih segar atau langsung dari sumbernya. Karena memilih makanan segar dari pada makanan olahan dapat membantu Anda dalam mengurangi asupan micin.

 

--- Related Article ---

 

Kesimpulan

Jika Anda bertanya apakah MSG atau micin berbahaya atau tidak, maka jawabannya tergantung kepada siapa Anda bertanya. Karena beberapa orang ada yang mengatakan bahwa MSG aman dan yang lainnya mengatakan bersifat neurotoxin berbahaya. Padahal, tidak ada bukti konklusif yang menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG atau micin mampu menyababkan bahaya yang serius. Namun, micin masih dianggap negatif dan anggapan ini sangat sulit untuk di hilangkan, terutama anggapan tentang adanya bahaya Chinese restaurant syndrome atau gejala MSG kompleks yang masih kuat digunakan hingga saat ini. Padahal, para ilmuan dan peneliti sepakat bahwa micin tidak menyebabkan efek bahaya pada individu yang sehat. Namun, micin harus dihindari oleh para penderita diabetes karena banyaknya kandungan natrium pada micin. Kandungan sodium pada micin juga mampu meningkatkan tekanan darah sehingga bisa memperburuk para penderita diabetes.

 

Pada intinya, MSG masih dikatakan aman untuk dikonsumsi dalam dosis dan jumlah yang normal. Sedangkan dosis yang berlebihan mampu menyebabkan berbagai masalah. Jadi, jika Anda ingin membatasi asupan micin, cobalah batasi asupan makanan yang memiliki kandungan micin atau hindari makanan tersebut dengan memilih makanan fresh tanpa banyak olahan. Namun, jika Anda mampu mengonsumsi sumber makanan bernutrisi secara seimbang dan lebih banyak mengonsumsi makanan utuh, maka Anda tidak perlu terlalu khawatir tentang asupan micin Anda.

 

 

Referensi:

  1. https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/questions-and-answers-monosodium-glutamate-msg
  2. https://www.healthline.com/nutrition/how-much-protein-per-day
  3. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/sodium/sodium-and-salt#.VsFHETbw9p8
  4. https://www.ijccm.org/doi/pdf/10.4103/0972-5229.198327
  5. https://www.medicalnewstoday.com/articles/161547.php
  6. https://www.medicalnewstoday.com/articles/73936.php
  7. https://www.newscientist.com/article/dn23851-what-if-your-gluten-intolerance-is-all-in-your-head/
  8. https://www.s.u-tokyo.ac.jp/en/research/alumni/ikeda.html
  9. Abolaji, A. O., Olaiya, C. O., Oluwadahunsi, O. J., & Farombi, E. O. (2017). Dietary consumption of monosodium L-glutamate induces adaptive response and reduction in the life span of Drosophila melanogaster . Cell Biochemistry and Function, 35(3), 164–170.doi:10.1002/cbf.3259
  10. Allen, D., Delohery, J., & Baker, G. (1987). Monosodium -Glutamate-Induced Asthma. Journal Of Allergy And Clinical Immunology, 80(4), 530–537.Doi:10.1016/0091-6749(87)90003-0
  11. Baad-Hansen, L., Cairns, B., Ernberg, M., & Svensson, P. (2009). Effect of Systemic Monosodium Glutamate (MSG) on Headache and Pericranial Muscle Sensitivity. Cephalalgia, 30(1), 68–76.doi:10.1111/j.1468-2982.2009.01881.x
  12. Chinna, K., & Karupaiah, T. (2013). Assessment of monosodium glutamate (MSG) intake in a rural Thai community: questioning the methodological approach. Nutrition & Metabolism, 10(1), 52.doi:10.1186/1743-7075-10-52
  13. Daly, K., Al-Rammahi, M., Moran, A., Marcello, M., Ninomiya, Y., & Shirazi-Beechey, S. P. (2013). Sensing of amino acids by the gut-expressed taste receptor T1R1-T1R3 stimulates CCK secretion. American Journal of Physiology-Gastrointestinal and Liver Physiology, 304(3), G271–G282. doi:10.1152/ajpgi.00074.2012
  14. Foran, L., Blackburn, K., & Kulesza, R. J. (2017). Auditory hindbrain atrophy and anomalous calcium binding protein expression after neonatal exposure to monosodium glutamate. Neuroscience, 344, 406–417.doi:10.1016/j.neuroscience.2017.01.004
  15. Hawkins, R. A. (2009). The blood-brain barrier and glutamate. The American Journal of Clinical Nutrition, 90(3), 867S–874S.doi:10.3945/ajcn.2009.27462bb
  16. Hosaka, H., Kusano, M., Zai, H., Kawada, A., Kuribayashi, S., Shimoyama, Y., … Mori, M. (2012). Monosodium glutamate stimulates secretion of glucagon-like peptide-1 and reduces postprandial glucose after a lipid-containing meal. Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 36(9), 895–903.doi:10.1111/apt.12050
  17. He, K., Zhao, L., Daviglus, M. L., Dyer, A. R., Van Horn, L., … Garside, D. (2008). Association of Monosodium Glutamate Intake With Overweight in Chinese Adults: The INTERMAP Study. Obesity, 16(8), 1875–1880.doi:10.1038/oby.2008.274
  18. Insawang, T., Selmi, C., Cha’on, U., Pethlert, S., Yongvanit, P., Areejitranusorn, P., … Hammock, B. D. (2012). Monosodium glutamate (MSG) intake is associated with the prevalence of metabolic syndrome in a rural Thai population. Nutrition & Metabolism, 9(1), 50.doi:10.1186/1743-7075-9-50
  19. Imada, T., Hao, S. S., Torii, K., & Kimura, E. (2014). Supplementing chicken broth with monosodium glutamate reduces energy intake from high fat and sweet snacks in middle-aged healthy women. Appetite, 79, 158–165.doi:10.1016/j.appet.2014.04.011
  20. Jennifer S. Xiong, Robert S. Dow. (2009). Deciphering the MSG controversy. International Journal of Clinical and Experimental Medicine, 2, 329-336.
  21. Kurihara, K. (2015). Umami the Fifth Basic Taste: History of Studies on Receptor Mechanisms and Role as a Food Flavor. BioMed Research International, 2015, 1–10.doi:10.1155/2015/189402
  22. Luscombe-Marsh, N. D., Smeets, A. J. P. G., & Westerterp-Plantenga, M. S. (2009). The addition of monosodium glutamate and inosine monophosphate-5 to high-protein meals: effects on satiety, and energy and macronutrient intakes. British Journal of Nutrition, 102(06), 929.doi:10.1017/s0007114509297212
  23. Masic, U., & Yeomans, M. R. (2014). Umami flavor enhances appetite but also increases satiety. The American Journal of Clinical Nutrition, 100(2), 532–538.doi:10.3945/ajcn.113.080929
  24. Nakadate, K., Motojima, K., Kamata, S., Yoshida, T., Hikita, M., & Wakamatsu, H. (2014). Pathological Changes in Hepatocytes of Mice with Obesity-induced Type 2 Diabetes by Monosodium Glutamate. YAKUGAKU ZASSHI, 134(7), 829–838.doi:10.1248/yakushi.14-00025
  25. Olney, J. W. (1969). Brain Lesions, Obesity, and Other Disturbances in Mice Treated with Monosodium Glutamate. Science, 164(3880), 719–721.doi:10.1126/science.164.3880.719 
  26. Shannon, M., Green, B., Willars, G., Wilson, J., Matthews, N., Lamb, J., … Connolly, L. (2017). The endocrine disrupting potential of monosodium glutamate (MSG) on secretion of the glucagon-like peptide-1 (GLP-1) gut hormone and GLP-1 receptor interaction. Toxicology Letters, 265, 97–105. doi:10.1016/j.toxlet.2016.11.015
  27. Shi, Z., Yuan, B., Wittert, G. A., Pan, X., Dai, Y., Adams, R., & Taylor, A. W. (2012). Monosodium Glutamate Intake, Dietary Patterns and Asthma in Chinese Adults. PLoS ONE, 7(12), e51567.doi:10.1371/journal.pone.0051567
  28. Shi, Z., Luscombe-Marsh, N. D., Wittert, G. A., Yuan, B., Dai, Y., Pan, X., & Taylor, A. W. (2010). Monosodium glutamate is not associated with obesity or a greater prevalence of weight gain over 5 years: findings from the Jiangsu Nutrition Study of Chinese adults. British Journal of Nutrition, 104(03), 457–463.doi:10.1017/s0007114510000760 
  29. Shi, Z., Taylor, A. W., Yuan, B., Zuo, H., & Wittert, G. A. (2014). Monosodium glutamate intake is inversely related to the risk of hyperglycemia. Clinical Nutrition, 33(5), 823–828.doi:10.1016/j.clnu.2013.10.018 
  30. Shimada, A., Baad-Hansen, L., Castrillon, E., Ghafouri, B., Stensson, N., Gerdle, B., … Svensson Odont, P. (2015). Differential effects of repetitive oral administration of monosodium glutamate on interstitial glutamate concentration and muscle pain sensitivity. Nutrition, 31(2), 315–323.doi:10.1016/j.nut.2014.07.011
  31. Stevenson, D. D. (2000). Monosodium Glutamate and Asthma. The Journal of Nutrition, 130(4), 1067S–1073S.doi:10.1093/jn/130.4.1067s
  32. ThiThu, H. V. (2013). Epidemiological Studies of Monosodium Glutamate and Health. Journal of Nutrition & Food Sciences, 01(S10).doi:10.4172/2155-9600.s10-009
  33. Thu Hien, V. T., Thi Lam, N., Cong Khan, N., Wakita, A., & Yamamoto, S. (2012). Monosodium glutamate is not associated with overweight in Vietnamese adults. Public Health Nutrition, 16(05), 922–927.doi:10.1017/s1368980012003552
  34. Tsuneyama, K., Nishida, T., Baba, H., Taira, S., Fujimoto, M., Nomoto, K., … Imura, J. (2014). Neonatal monosodium glutamate treatment causes obesity, diabetes, and macrovesicular steatohepatitis with liver nodules in DIAR mice. Journal of Gastroenterology and Hepatology, 29(9), 1736–1743.doi:10.1111/jgh.12610  
  35. Woessner, K. M., Simon, R. A., & Stevenson, D. D. (1999). Monosodium glutamate sensitivity in asthma????. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 104(2), 305–310.doi:10.1016/s0091-6749(99)70371-4 
  36. YANG, W., DROUIN, M., HERBERT, M., MAO, Y., & KARSH, J. (1997). The monosodium glutamate symptom complex: Assessment in a double-blind, placebo-controlled, randomized study1. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 99(6), 757–762.doi:10.1016/s0091-6749(97)80008-5 
  37. Yeomans, M. R., Gould, N. J., Mobini, S., & Prescott, J. (2008). Acquired flavor acceptance and intake facilitated by monosodium glutamate in humans. Physiology & Behavior, 93(4-5), 958–966. doi:10.1016/j.physbeh.2007.12.009
  38. Zhou, Y., Yang, M., & Dong, B. R. (2012). Monosodium glutamate avoidance for chronic asthma in adults and children. Cochrane Database of Systematic Reviews.doi:10.1002/14651858.cd004357.pub4

 
Tags:
#food  #healthy food  #MSG  #micin 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article