sfidn - Pengaruh Protein dan Latihan Pada Penyakit Tinggi Asam Urat (Gout)

Pengaruh Protein dan Latihan Pada Penyakit Tinggi Asam Urat (Gout)

sfidn.com – Penyakit asam urat adalah jenis penyakit radang sendi. Zhu, Y., etc. (2011) mengatakan bahwa sekitar 8,3 juta orang Amerika Serikat mengalami penyakit ini. Orang dengan penyakit ini pada umumnya kerap mengalami serangan nyeri, pembengkakan dan peradangan sendi secara tiba-tiba dan parah. Namun, penyakit ini bisa dikontrol dengan obat-obatan, diet, dan perubahan gaya hidup. Sementara itu, beberapa orang ada yang mengklaim bahwa protein dan latihan bisa memengaruhi serangan tinggi asam urat. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan secara ilmiah tentang pengaruh protein dan latihan pada penyakit tinggi asam urat.

Apa Itu Penyakit Asam Urat?

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penyakit asam urat adalah penyakit yang menyerang pembengkakan dan radang sendi secara mendadak. Para peneliti sepakat bahwa setangah dari kasus penyakit asam urat menyarang jari-jari kaki, sementara setengah kasus lainnya menyerang jari tangan, pergelangan tangan, lutut, dan tumit. Gejala atau serangan tersebut terjadi saat adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah. Pada dasarnya, asam urat adalah produk limbah yang dibuat oleh tubuh ketika mencerna suatu makanan tertentu.

Saat kadar asam urat tersebut maningkat, maka akan mengkristal dan menumpuk di sendi Anda. Sebuah penelitan yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menjelaskan bahwa penumpukan tersebut akan memicu terjadinya pembengkakan, peradangan dan rasa nyeri yang hebat. Laman resmi niams.nih.gov menjelaskan bahwa serangan penyakit asam urat biasa terjadi pada malam hari dan terasa selama 3-10 hari. P Chen, L. X., & Schumacher, H. R. (2008) menjelaskan bahwa faktor genetika atau makanan adalah salah satu penyebab terjadinya penumpukan asam urat.

Lantas, Bagaimana Makanan Bisa Memengaruhi Asam Urat?

Jika Anda memiliki riwayat penyakit asam urat, maka mengonsumsi makanan tertentu mampu meningkatkan kadar asam urat Anda. Makanan pemicu ini biasanya memiliki kandungan purin yang tinggi, yaitu suatu zat yang bisa ditemukan secara alami dalam makanan. So, A., & Thorens, B. (2010) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa saat Anda mengonsumsi makanan berkadar purin tinggi, maka tubuh Anda akan memprosesnya menjadi asam urat sebagai produk limbah. Kondisi ini tidak akan memengaruhi mereka yang sehat, karena tubuh mereka mampu menghilangkan kelebihan asam urat di dalam tubuh secara efisien.

Namun, tubuh mereka yang memiliki riwayat asam urat atau memiliki penyakit asam urat tidak mampu menghilangkan kelebihan asam urat tersebut. Dengan demikian, Richette, P., & Bardin, T. (2010) menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan tinggi purin akan membiarkan penumpukan asam urat dan akan menyebabkan serangan asam urat. Untungnya, satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of the Rheumatic Diseases tahun 2012 menunjukkan bahwa membatasi asupan makanan tinggi purin dan mengonsumsi obat yang tepat bisa mencegah terjadinya serangan asam urat. Beberapa makanan yang mampu memicu terjadinya serangan asam urat adalah organ daging tertentu, daging sapi, makanan laut atau seafood, minuman alkohol dan bir. Para peneliti sepakat bahwa sumber makanan dan minuman tersebut memiliki kandungan purin dalam jumlah yang sedang hingga tinggi.

Namun uniknya ada satu pengecualian tentang hal tersebut. Satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal New England Journal of Medicine tahun 2004 menjelaskan bahwa sayuran dengan kandungan tinggi purin justru tidak mampu memicu serangan asam urat. Dan yang lebih menariknya lagi, Choi, H. K., & Curhan, G menjelaskan di dalam penelitiannya yang diterbitkan tahun 2008, bahwa minuman dengan kandungan fruktosa dan pemanis buatan mampu meningkatkan risiko serangan asam urat. Walaupun memang minuman tersebut tidak kaya akan kandungan purin, namun minuman tersebut mampu meningkatkan kadar asam urat dengan mempercepat beberapa proses seluler.

Untuk hal ini, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ Open di tahun 2016 yang melibatkan lebih dari 125.000 peserta menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi asupan tinggi fruktosa memiliki risiko terkena serangan asam urat 62% lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengonsumsi fruktosa. Namun disisi lain, sekelompok peneliti dari Flinders University, Australia melaporkan bahwa produk susu rendah lemak, produk kedelai, dan suplemen vitamin C, justru mampu mencegah serangan asam urat dengan cara mengurangi kadar asam urat di dalam darah. Sementara itu, para peneliti tidak menemukan adanya pengaruh susu tinggi lemak pada kadar asam urat.

Makanan Apa yang Harus Anda Hindari?

Jika Anda sangat rentan terkena serangan asam urat, maka hindarilah penyebab utama terjadinya kondisi tersebut, yaitu mengonsumsi asupan tinggi purin. Makanan tersebut adalah makanan yang mengandung lebih dari 200 mg purin per 100 gr nya. Selain itu, Anda juga harus menghindari makanan atau minuman tinggo fruktosa, karena mampu memicu serangan asam urat. Dilansir dari laman niams.nih.gov, makanan berikut ini adalah makanan yang memiliki kandungan purin dengan kadar yang sedang - tinggi dan asupan yang memiliki kadari fruktosa tinggi:

  • Seluruh organ daging: termasuk hati, ginjal, otak, dll.
  • Daging: termasuk daging burung, daging sapi dan daging rusa
  • Ikan: Herring, trout, mackerel, tuna, sarden, teri, haddock dll.
  • Makanan laut: Kerang, kepiting, udang dll,
  • Minuman manis: Terutama jus buah dan soda manis
  • Gula tambahan: Madu dan sirup jagung dengan fruktosa tinggi
  • Ragi: nutrisi ragi dan suplemen ragi lainnya

Selain itu, hindari juga mengonsumsi karbohidrat olahan, seperti kue kering, kue basah, dan roti putih. Walaupun memang tidak memiliki kadar purin atau fruktosa yang tinggi, namun makanan rendah nutrisi tersebut mampu meningkatkan kadar asam urat Anda.

Makanan Apa yang Harusnya Anda Makan?

Sebenarnya, masih ada beberapa makanan rendah purin yang masih bisa Anda nikmati. Makanan tersebut dikatakan rendah purin jika memiliki kurang dari 100 mg purin per 100 gr. Berikut ini adalah beberapa makanan rendah purin yang umumnya aman untuk penderita penyakit asam urat.

  • Buah-buahan: Pada umumnya, seluruh buah-buahan bisa dikonsumsi oleh penderita asam urat. Bahkan, buah ceri pun mampu membantu mencegah serangan asam urat dengan cara menurunkan kadar asam urat dan mengurangi peradangan.
  • Sayuran: Seluruh sayuran baik untuk penderita asam urat, termasuk kentang, kacang polong, jamur, terong dan sayuran berdaun hijau gelap.
  • Legum dan kacang-kacangan: termasuk lentil, kacang, kedelai, tahu, serta seluruh kacang-kacangan dan biji-bijian.
  • Biji-bijian utuh: gandum, beras merah dan gandum.
  • Produk susu: pada umumnya, seluruh produk susu aman untuk penderita asam urat, namun susu rendah lemak lebih disarankan.
  • Telur
  • Minuman: Kopi, teh, dan teh hijau.
  • Bumbu dan rempah-rempah
  • Minyak nabati: termasuk minyak kanola, kelapa, zaitun dan rami.

Makanan yang Dapat Anda Konsumsi dengan Jumlah Sedikit

Selain beberapa makanan diatas, Anda masih bisa mengonsumsi beberapa daging namun dalam jumlah yang sedikit, yaitu 115 – 117 gram beberapa kali perminggu. Makanan ini memiliki 100-200 mg purin per 100 gram. Makanan tersebut adalah:

  • Daging: termasuk ayam, sapi dan domba.
  • Ikan lain: Salmon segar atau kalengan umumnya mengandung kadar purin yang lebih rendah daripada kebanyakan ikan lainnya.

Lantas, Apakah Protein Bisa Memengaruhi Kadar Asam Urat?

Jika dilihat berdasarkan penelitian yang sudah dijelaskan di atas, maka kita tidak menemukan adanya pengaruh protein terhadap kadar asam urat. Jadi, yang memengaruhi meningkatnya kadar asam urat adalah adanya asupan purin. Beberapa sumber makanan yang kaya akan kandungan protein seperti daging, dan ikan memang memiliki kadar purin tinggi, yang mampu memicu peningkatn kadar asam urat di dalam tubuh. Namun jika berbicara secara lebih spesifik tentang kadar protein, maka nutrisi ini tergolong aman. Bukankah sumber protein bisa didapatkan dari makanan lainnya selain daging dan ikan? Seperti susu, telur, kacang-kacangan, dll. Bahkan, Anda bisa mendapatkan protein secara lebih mudah dan nyaman dengan mengonsumsi suplemen protein shake.

Selain itu, diet tinggi protein pun telah terbukti aman untuk dilakukan. Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Regulatory Peptides dan The American Journal of Clinical Nutrition melaporkan bahwa diet tinggi protein terbukti mampu menurunkan berat badan dan meningkatkan metabolisme tubuh. Selain itu, diet tinggi protein nabati juga memiliki banyak manfaat. Seorang peneliti dari Andrews University bernama Craig, W. J. dalam penelitiannya menjelaskan bahwa para vegetarian cenderung memiliki berat badan lebih rendah, kolesterol lebih rendah dan kadar tekanan darah yang lebih stabil. Para vegetarian tersebut juga memiliki resiko terkena stroke, kanker, dan kematian akibat penyakit jantung yang lebih rendah daripada yang bukan vegetarian. 

Perubahan Gaya Hidup Lain yang Dapat Anda Lakukan

Selain dari diet, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat membantu Anda untuk menurunkan risiko serangan asam urat.

1. Menurunkan Berat Badan

Jika Anda seorang penderita asam urat, maka kelebihan berat badan akan lebih meningkatkan risiko Anda dalam terkena serangan asam urat. Kenapa? karena kelebihan berat badan bisa membuat Anda lebih tahan terhadap insulin yang akan mengarah pada resistensi insulin. Jika hal tersebut terjadi, maka tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan baik untuk mengeluarkan gula dari darah. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Ter Arkh menjelaskan bahwa resistensi insulin mampu meningkatkan kadar asam urat. Penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Annals of the Rheumatic Diseases melaporkan bahwa menurunkan berat badan mampu membantu mengurangi resistensi insulin dan menurunkan kadar asam urat. Namun, bukan berarti Anda harus melakukan diet ketat, dan mencoba menurunkan berat badan secara cepat dengan hanya sedikit mengonumsi makanan. Kenapa? karena penelitian telah menunjukkan bahwa menurunkan berat badan secara cepat justru mampu meningkatkan risiko serangan asam urat.

2. Lebih Banyak Melakukan Latihan olahraga

Olahraga yang dilakukan secara teratur adalah cara lain untuk mencegah serangan asam urat. Sekelompok peneliti dari National Yang-Ming University melaporkan bahwa latihan olahraga tidak hanya mampu membantu mempertahankan berat badan yang ideal, namun juga menjaga agar kadar asam urat tetap rendah. Studi lainnya yang dilakukan di Ernest Orlando Lawrence Berkeley National Laboratory yang melibatkan 228 pria melaporkan bahwa mereka yang berlari lebih dari 8 km setiap hari memiliki risiko terkena serangan asam urat 50% lebih rendah. Hal ini juga disebabkan karena mereka memiliki berat badan yang lebih rendah. Bentuk olahraga yang bisa dilakukanpun bermacam, mulai dari olahraga kardio, angkat beban, yoga, dll. Jika dilakukan secara teratur, rutin, dan sesuai porsi, maka manfaat latihan diatas bisa Anda rasakan untuk membantu mengatasi serangan asam urat.

3. Tetap Terhidrasi

Menjaga tubuh agar tetap terhidrasi juga mampu membantu mengurangi risiko terkena serangan asam urat. Marangella, M. (2004) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa asupan air yang cukup mampu membantu tubuh mengeluarkan asam urat berlebih dari darah lalu membuangnya melalui urin. Terlebih lagi jika Anda adalah olahargawan yang aktif, maka menjaga tubuh agar tetap terhidrasi adalah sangat penting, karena kemungkinan besar Anda kehilangan banyak cairan melalui keringat.

4. Berhenti Konsumsi Alkohol

Para peneliti telah sepakat bahwa alkohol adalah salah satu pemicu terjadinya serangan asam urat. Snaith, M. (2004) menjelaskan bahwa tubuh akan lebih memilih menghilangkan alkohol terlebih dahulu daripada asam urat, dan membiarkan asam urat menumpuk lalu membentuk kristal. Satu studi yang melibatkan 724 orang dan diterbitkan dalam The American Journal of Medicine tahun 2014 lalu melaporkan bahwa meminum wine, bir atau minuman keras lainnya bisa meningkatkan risiko serangan asam urat. Bahkan, meminum satu hinga dua minuman perhari mampu meningkatkan risiko sebesar 36% dan meminumnya sebanyak dua hingga empat kali sehari bisa meningkatkan risiko sebesar 51%.

5. Konsumsilah Suplemen Vitamin C

Penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin C mampu membantu mencegah terjadinya serangan asam urat dengan menurunkan kadar asam urat dalam tubuh. Vitamin C melakukan hal tersebut dengan cara membantu ginjal mengeluarkan lebih banyak asam urat melalui urin. Namun, para peneliti dari University of Otago, New Zealand justu tidak menemukan pengaruh vitamin C pada asam urat. Oleh karena itu, penelitian tentang asupan suplemen vitamin C untuk membantu mengurangi kadar asam urat perlu dilakukan lebih banyak lagi sebelum mendapatkan kesimpulan yang lebih kuat.

--- Related Article ---

Kesimpulan

Penyakit asam urat atau biasa disebut gout adalah suatu penyakit sendi yang meyebabkan pembengkakan, radang dan rasa nyeri yang mendadak pada sendi. Penyakit ini terjadi karena adanya asupan makanan berkadar purin tinggi dan protein bukanlah penyebab meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh. Beberapa diet tertentu yang ditujukan untuk mengurangi kadar asam urat mampu meringankan gejala serangan penyakit ini. Namun, mengongumsi makanan dan minuman tertenti seperti organ daging, daging ternak, dan beberapa jenis ikan, jus buah, soda dan alkohol mampu meningkatkan risiko terkena serangan asam urat. Beberapa cara yang bisa diatasi dalam mencegah serangan asam urat adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup, seperti menjaga berat badan yang ideal, berolahraga, terhidrasi, berhenti minum alkohol, dan menongumsi vitamin C sebagai pilihan yang nampaknya membantu.

 

Referensi:

  • https://www.niams.nih.gov/health-topics/gout
  • https://www.jstage.jst.go.jp/article/bpb/37/5/37_b13-00967/_pdf
  • Zhu, Y., Pandya, B. J., & Choi, H. K. (2011). Prevalence of gout and hyperuricemia in the US general population: The National Health and Nutrition Examination Survey 2007-2008. Arthritis & Rheumatism, 63(10), 3136–3141.doi:10.1002/art.30520
  • Schlesinger, N. (2010). Diagnosing and Treating Gout: A Review to Aid Primary Care Physicians. Postgraduate Medicine, 122(2), 157–161.doi:10.3810/pgm.2010.03.2133 
  • Roddy, E. (2011). Revisiting the pathogenesis of podagra: why does gout target the foot? Journal of Foot and Ankle Research, 4(1).doi:10.1186/1757-1146-4-13 
  • Richette, P., & Bardin, T. (2010).  The Lancet, 375(9711), 318–328.doi:10.1016/s0140-6736(09)60883-7 
  • Yang, Q., Guo, C.-Y., Cupples, L. A., Levy, D., Wilson, P. W. F., & Fox, C. S. (2005). Genome-wide search for genes affecting serum uric acid levels: the Framingham Heart Study. Metabolism, 54(11), 1435–1441.doi:10.1016/j.metabol.2005.05.007
  • Chen, L. X., & Schumacher, H. R. (2008).  JCR: Journal of Clinical Rheumatology, 14(Supplement), S55–S62.doi:10.1097/rhu.0b013e3181896921 
  • So, A., & Thorens, B. (2010). Uric acid transport and disease. Journal of Clinical Investigation, 120(6), 1791–1799.doi:10.1172/jci42344 
  • Zhang, Y., Chen, C., Choi, H., Chaisson, C., Hunter, D., Niu, J., & Neogi, T. (2012). Purine-rich foods intake and recurrent gout attacks. Annals of the Rheumatic Diseases, 71(9), 1448–1453.doi:10.1136/annrheumdis-2011-201215
  • Shulten, P., Thomas, J., Miller, M., Smith, M., & Ahern, M. (2009). The role of diet in the management of gout: a comparison of knowledge and attitudes to current evidence. Journal of Human Nutrition and Dietetics, 22(1), 3–11.doi:10.1111/j.1365-277x.2008.00928.x 
  • Singh, J. A., Reddy, S. G., & Kundukulam, J. (2011). Risk factors for gout and prevention: a systematic review of the literature. Current Opinion in Rheumatology, 1.doi:10.1097/bor.0b013e3283438e13 
  • Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004). Purine-Rich Foods, Dairy and Protein Intake, and the Risk of Gout in Men. New England Journal of Medicine, 350(11), 1093–1103.doi:10.1056/nejmoa035700 
  • Choi, H. K., & Curhan, G. (2008). Soft drinks, fructose consumption, and the risk of gout in men: prospective cohort study. BMJ, 336(7639), 309–312.doi:10.1136/bmj.39449.819271.be 
  • Choi, H. K., Mount, D. B., & Reginato, A. M. (2005). Pathogenesis of Gout. Annals of Internal Medicine, 143(7), 499.doi:10.7326/0003-4819-143-7-200510040-00009 
  • Fox, I. H., & Kelley, W. N. (1972). Studies on the mechanism of fructose-induced hyperuricemia in man. Metabolism, 21(8), 713–721.doi:10.1016/0026-0495(72)90120-5 
  • Jamnik, J., Rehman, S., Blanco Mejia, S., de Souza, R. J., Khan, T. A., Leiter, L. A., … Sievenpiper, J. L. (2016). Fructose intake and risk of gout and hyperuricemia: a systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. BMJ Open, 6(10), e013191.doi:10.1136/bmjopen-2016-013191 
  • Garrel, D. R., Verdy, M., PetitClerc, C., Martin, C., Brulé, D., & Hamet, P. (1991). Milk- and soy-protein ingestion: acute effect on serum uric acid concentration. The American Journal of Clinical Nutrition, 53(3), 665–669.doi:10.1093/ajcn/53.3.665 
  • Roddy, E., & Choi, H. K. (2014). Epidemiology of Gout. Rheumatic Disease Clinics of North America, 40(2), 155–175.doi:10.1016/j.rdc.2014.01.001 
  • Juraschek, S. P., McAdams-Demarco, M., Gelber, A. C., Sacks, F. M., Appel, L. J., White, K., & Miller, E. R. (2015). Effects of Lowering Glycemic Index of Dietary Carbohydrate on Plasma Uric Acid: The OmniCarb Randomized Clinical Trial. Arthritis & Rheumatology, n/a–n/a.doi:10.1002/art.39527 
  • Mayor, S. (2017). Diet high in vegetables, fruit, and whole grains may reduce risk of gout. BMJ, j2238.doi:10.1136/bmj.j2238 
  • Jacob, R. A., Spinozzi, G. M., Simon, V. A., Kelley, D. S., Prior, R. L., Hess-Pierce, B., & Kader, A. A. (2003). Consumption of Cherries Lowers Plasma Urate in Healthy Women. The Journal of Nutrition, 133(6), 1826–1829.doi:10.1093/jn/133.6.1826 
  • Zhang, Y., Neogi, T., Chen, C., Chaisson, C., Hunter, D. J., & Choi, H. K. (2012). Cherry consumption and decreased risk of recurrent gout attacks. Arthritis & Rheumatism, 64(12), 4004–4011.doi:10.1002/art.34677 
  • https://www.jrheum.org/content/jrheum/29/7/1350.full.pdf
  • Barskova VG, Eliseev MS, Nasonov EL, Iakunina IA, Zilov AV, Il'inykh EV. Sindrom insulinorezistentnosti u bol'nykh podagro? i ego vliianie na formirovanie klinicheskikh osobennoste? bolezni [Insulin resistance syndrome in patients with gout and its influence on formation of clinical characteristics of the disease]. Ter Arkh. 2004;76(5):51-56.
  • Dessein, P. H. (2000). Beneficial effects of weight loss associated with moderate calorie/carbohydrate restriction, and increased proportional intake of protein and unsaturated fat on serum urate and lipoprotein levels in gout: a pilot study. Annals of the Rheumatic Diseases, 59(7), 539–543.doi:10.1136/ard.59.7.539 
  • Scott, J. T., & Sturge, R. A. (1977). The Effect of Weight Loss on Plasma and Urinary Uric Acid and Lipid Levels. Purine Metabolism in Man—II, 274–277.doi:10.1007/978-1-4684-3285-5_41 
  • Pi-Sunyer, F. X. (1993). Short-Term Medical Benefits and Adverse Effects of Weight Loss. Annals of Internal Medicine, 119(7_Part_2), 722.doi:10.7326/0003-4819-119-7_part_2-199310011-00019 
  • Pahl, M. V., Vaziri, N. D., Akbarpour, F., Afrasiabi, A., & Friis, R. (1988). Effect of rapid weight loss with supplemented fasting on serum electrolytes, lipids, and blood pressure. Journal of the National Medical Association, 80(7), 803–809.
  • Antozzi, P., Soto, F., Arias, F., Carrodeguas, L., Ropos, T., Zundel, N., … Rosenthal, R. (2005). Development of Acute Gouty Attack in the Morbidly Obese Population after Bariatric Surgery. Obesity Surgery, 15(3), 405–407.doi:10.1381/0960892053576802 
  • Huang LL, Huang CT, Chen ML, Mao IF. Effects of profuse sweating induced by exercise on urinary uric acid excretion in a hot environment. Chin J Physiol. 2010;53(4):254-261. doi:10.4077/cjp.2010.amk060
  • Williams, P. T. (2008). Effects of diet, physical activity and performance, and body weight on incident gout in ostensibly healthy, vigorously active men. The American Journal of Clinical Nutrition, 87(5), 1480–1487.doi:10.1093/ajcn/87.5.1480 
  • Marangella, M. (2004). Uric Acid Elimination in the Urine. Hyperuricemic Syndromes: Pathophysiology and Therapy, 132–148.doi:10.1159/000082551 
  • Ferrari, & Bonny. (2004). Diagnostik und Prävention des Harnsäuresteins. Therapeutische Umschau, 61(9), 571–574.doi:10.1024/0040-5930.61.9.571 
  • Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004). Alcohol intake and risk of incident gout in men: a prospective study. The Lancet, 363(9417), 1277–1281.doi:10.1016/s0140-6736(04)16000-5 
  • Zhang, Y., Woods, R., Chaisson, C. E., Neogi, T., Niu, J., McAlindon, T. E., & Hunter, D. (2006). Alcohol Consumption as a Trigger of Recurrent Gout Attacks. The American Journal of Medicine, 119(9), 800.e11–800.e16.doi:10.1016/j.amjmed.2006.01.020 
  • Snaith, M. (2004). Gout and alcohol. Rheumatology, 43(10), 1208–1209.doi:10.1093/rheumatology/keh315 
  • Neogi, T., Chen, C., Niu, J., Chaisson, C., Hunter, D. J., & Zhang, Y. (2014). Alcohol Quantity and Type on Risk of Recurrent Gout Attacks: An Internet-based Case-crossover Study. The American Journal of Medicine, 127(4), 311–318.doi:10.1016/j.amjmed.2013.12.019 
  • Choi, H. K., Gao, X., & Curhan, G. (2009). Vitamin C Intake and the Risk of Gout in Men. Archives of Internal Medicine, 169(5), 502.doi:10.1001/archinternmed.2008.606
  • Gao X, Curhan G, Forman JP, Ascherio A, Choi HK. Vitamin C intake and serum uric acid concentration in men. J Rheumatol. 2008;35(9):1853-1858.
  • Juraschek, S. P., Miller, E. R., & Gelber, A. C. (2011). Effect of oral vitamin C supplementation on serum uric acid: A meta-analysis of randomized controlled trials. Arthritis Care & Research, 63(9), 1295–1306.doi:10.1002/acr.20519 
  • Shen, L., & Ji, H.-F. (2011). Potential of vitamin C in the prevention and treatment of gout. Nature Reviews Rheumatology, 7(6), 368–368.doi:10.1038/nrrheum.2010.222-c1
  • Stamp, L. K., O’Donnell, J. L., Frampton, C., Drake, J. M., Zhang, M., & Chapman, P. T. (2013). Clinically Insignificant Effect of Supplemental Vitamin C on Serum Urate in Patients With Gout: A Pilot Randomized Controlled Trial. Arthritis & Rheumatism, 65(6), 1636–1642.doi:10.1002/art.37925 

 
Tags:
#protein  #asam urat 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article