sfidn - Amfetamin: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya

Amfetamin: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya

sfidn.com – Amfetamin (amphetamine) adalah stimulator yang kuat dari sistem saraf pusat. Faktanya, selain bisa mengobati berbagai gangguan medis, zat ini juga dapat membuat Anda ketagihan jika disalahgunakan.

Umumnya, stimulan seperti amfetamin (Adderall) dan methylphenidate (Ritalin dan Concerta) digunakan untuk mengobati penyakit ADHD (attention deficit hyperactivity disorder). Selama Anda menggunakannya di bawah pengawasan medis, stimulan ini aman dan efektif.

Selain untuk tujuan medis, amfetamin juga digunakan untuk tujuan rekreasi dan non-medis. Ini dapat menyebabkan euforia dan menekan nafsu makan, sehingga mengakibatkan penurunan berat badan. Sayangnya, penggunaan di luar kebutuhan medis dapat memiliki efek samping yang parah.

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang kegunaan medis amfetamin, dosis, dan efek sampingnya.

Fungsi amfetamin

Saat ini, amfetamin telah diujicobakan untuk berbagai kondisi, terutama untuk mengobati ADHD, dan dalam kasus yang jarang, untuk mengatasi depresi. Di masa lalu, stimulan ini telah digunakan untuk mengobati narkolepsi dan membantu menurunkan berat badan, tetapi untuk sekarang, ini sudah jarang.

1. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD ditandai dengan hiperaktif, ketidakstabilan suasana hati, lekas marah, sulit perhatian, kurangnya kemampuan organisasi, dan memiliki perilaku yang impulsif. Biasanya, ini sering terjadi pada anak-anak, tetapi bisa berlanjut hingga usia dewasa.

Nah, amfetamin dapat membalikkan beberapa gejala tersebut. Stimulan ini telah terbukti mampu meningkatkan perkembangan otak dan pertumbuhan saraf pada anak-anak dengan kondisi ADHD.

2. Narkolepsi

Seseorang yang terserang narkolepsi sering merasakan kantuk di siang hari yang berlebihan dan episode tidur yang tak tertahankan, atau disebut juga dengan serangan tidur.

Kondisi ini juga dapat memicu emosi yang kuat dan hilangnya tonus otot secara tiba-tiba (katapleksi). Akibatnya, penderita bisa pingsan dan mungkin jatuh. 

Amfetamin dan turunannya telah digunakan di masa lalu untuk mengobati narkolepsi. Namun, karena kekhawatiran akan efek sampingnya, zat ini pun semakin banyak digantikan dengan modafinil, yaitu obat untuk meningkatkan kesadaran.

3. Kegemukan atau obesitas

Di bawah nama Benzedrine, amfetamin pertama kali digunakan untuk mengobati obesitas sekitar tahun 1930-an, karena kemampuannya dalam menekan nafsu makan.

Sayangnya, sekitar tahun 1950-an, laporan tentang malnutrisi, psikosis, dan depresi ketika putus obat menyebabkan dokter berhenti meresepkannya untuk menurunkan berat badan. Sejak itu, para profesional medis tidak merekomendasikan penggunaan amfetamin dan turunannya untuk membantu mengurangi obesitas.

Namun, pada tahun 2015, sebuah penelitian kecil menunjukkan bahwa deksamfetamin aman dan efektif untuk meningkatkan motivasi seseorang untuk melakukan perubahan gaya hidup, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Para ahli mengusulkan penggunaan obat tersebut selama 6 bulan bagi mereka yang tidak merespons pengobatan lain untuk memperbaiki pola makan dan meningkatkan tingkat olahraga. 

4. Depresi

Dari tahun 1930-an, amfetamin sudah digunakan untuk mengobati gangguan afektif, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan skizofrenia. Namun, pada tahun 1950-an dan 1960-an, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan efek sampingnya, obat ini pun akhirnya digantikan dengan antidepresan.

Dalam kasus yang jarang terjadi, amfetamin digunakan bersama antidepresan standar  untuk mengobati beberapa jenis depresi yang tidak merespons pengobatan lain, terutama pada orang yang juga mengalami kelelahan dan apatis.

Sebuah penelitian yang diikuti oleh 65 pasien yang menggunakan amfetamin bersamaan dengan pengobatan normal, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, khususnya terkait energi, suasana hati, dan aktivitas psikomotor.

Menurut penulis, efek sampingnya pun minimal, dan tidak terlihat adanya ketergantungan obat.

Dosis

Perbedaan dosis amfetamin untuk setiap orang bergantung pada:

  • Umur.
  • Masalah kesehatan yang dimiliki.
  • Tingkat keparahan penyakit.
  • Kondisi medis lain yang dimiliki.

1. Narkolepsi

Merek: Evekeo
Bentuk: tablet oral
Kekuatan: 5 mg dan 10 mg

Dosis dewasa (usia 18 tahun ke atas)

  • Dosis umum: 5-60 mg per hari dalam dosis terbagi berdasarkan respons tubuh.
  • Waktu dosis: ambil dosis pertama ketika bangun dan dosis tambahan (5 atau 10 mg) setiap 4-6 jam.

Dosis anak (usia 12-17 tahun)

  • Dosis awal: 10 mg per hari.
  • Dosis dapat meningkat setiap minggu sebesar 10 mg sampai respons yang diharapkan tercapai.

Dosis anak (usia 6-12 tahun)

  • Dosis awal: 5 mg per hari.
  • Dosis dapat meningkat setiap minggu sebesar 5 mg sampai respons yang diinginkan terpenuhi.

Dosis anak (usia 0-5 tahun)

  • Dosis yang aman dan efektif belum ditetapkan untuk kelompok usia ini.

2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Merek: Evekeo
Bentuk: tablet oral
Kekuatan: 5 mg dan 10 mg

Merk : Adzenys XR-ODT
Bentuk: extended-release orally disintegrating tablet
Kekuatan: 3,1 mg; 6,3 mg; 9,4 mg; 12,5 mg; 15,7 mg; dan 18,8 mg.


Tablet oral

Dosis dewasa (usia 18 tahun ke atas)

  • Tidak ada dosis yang tersedia untuk rentang usia ini.

Dosis anak (usia 6-17 tahun)

  • Dosis awal: 5 mg sekali atau dua kali dalam sehari.
  • Dosis dapat meningkat setiap minggu sebesar 5 mg sampai respons yang diharapkan tercapai.
  • Dosis maksimum: dalam kasus yang jarang terjadi, perlu melebihi 40 mg per hari. 
  • Waktu dosis: ambil dosis pertama saat bangun dan dosis tambahan lainnya (1-2 dosis) setiap 4-6 jam.

Dosis anak (usia 3-5 tahun)

  • Dosis awal: 2,5 mg per hari.
  • Dosis dapat meningkat setiap minggu sebesar 2,5 mg sampai respons yang diinginkan terpenuhi.

Dosis anak (usia 0-2 tahun)

  • Tablet oral tidak dianjurkan untuk anak berusia kurang dari 3 tahun.


Eextended-release orally disintegrating tablet 

Dosis dewasa (usia 18 tahun ke atas)

  • Dosis umum: 12,5 mg per hari.

Dosis anak (usia 13-17 tahun)

  • Dosis awal: 6,3 mg per hari.
  • Dokter Anda dapat meningkatkan dosis anak Anda setiap minggu sebesar 3,1 atau 6,3 mg hingga respons yang diinginkan terpenuhi.
  • Dosis maksimum: 12,5 mg per hari.

Dosis anak (usia 6-12 tahun)

  • Dosis awal: 6,3 mg per hari.
  • Dokter Anda dapat meningkatkan dosis anak Anda setiap minggu sebesar 3,1 atau 6,3 mg hingga respons yang diinginkan terpenuhi.
  • Dosis maksimum: 18,8 mg per hari.

Dosis anak (usia 0-5 tahun)

  • Dosis yang aman dan efektif dari amfetamin dan turunannya belum ditetapkan untuk anak di bawah 6 tahun.

Peringatan dosis
Untuk mengobati ADHD, bila memungkinkan, dokter Anda mungkin mencoba menghentikan obat sesekali untuk menentukan apakah anak Anda masih perlu menggunakannya. Jika gejala perilaku kembali, anak Anda mungkin perlu melanjutkan terapi untuk sementara waktu.

3. Obesitas

Merek: Evekeo
Bentuk: tablet oral
Kekuatan: 5 mg dan 10 mg

Dosis dewasa (usia 18 tahun ke atas)

  • Dosis umum: hingga 30 mg per hari. Bagi dosis menjadi 5-10 mg sekali minum.
  • Waktu dosis: konsumsi 30-60 menit sebelum makan.

Dosis anak (usia 12-17 tahun)

  • Dosis umum: hingga 30 mg per hari. Bagi dosis menjadi 5-10 mg sekali minum.
  • Waktu dosis: konsumsi 30-60 menit sebelum makan. 

Dosis anak (usia 0-11 tahun)

  • Amfetamin tidak dianjurkan untuk anak di bawah 12 tahun.

Disclaimer: 
Informasi ini bukan pengganti saran medis. Jadi, selalu bicarakan dengan dokter atau apoteker Anda tentang dosis yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

Efek samping

Jika Anda telah mengonsumsi obat ini dalam dosis tinggi untuk waktu yang lama dan menghentikannya secara tiba-tiba, Anda mungkin mengalami penarikan obat, yang ditandai dengan: 

  • Kelelahan atau kelelahan ekstrem.
  • Perubahan suasana hati.
  • Perubahan tidur.
  • Kegelisahan.

Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak, Anda mungkin mengalami:

  • Kegelisahan.
  • Kelemahan.
  • Nyeri otot.
  • Laju napas cepat.
  • Detak jantung cepat.
  • Kebingungan.
  • Tekanan darah tinggi atau rendah.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.
  • Dalam kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan kejang dan koma yang bisa mematikan.

Jika Anda melewatkan satu dosis, minumlah sesegera mungkin. Namun, jika hanya beberapa jam sampai dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat dan minum dosis yang berikutnya sesuai jadwal.

Jangan pernah mencoba mengejar ketinggalan dengan meminum dua dosis sekaligus. Hal ini dapat mengakibatkan efek samping yang berbahaya.

Cara mengetahui amfetamin bekerja:

  • Untuk narkolepsi: berkurangnya gangguan tidur.
  • Untuk ADHD: peningkatan efek mental dan perilaku, seperti peningkatan perhatian, serta penurunan impulsif dan hiperaktif.
  • Dalam mengobati kelebihan berat badan dan obesitas: penurunan nafsu makan.

Kesimpulan

Amfetamin adalah obat stimulator kuat yang penggunaannya harus di bawah pengawasan medis. Jika Anda menggunakannya tanpa resep dokter, efek samping yang parah dapat terjadi, termasuk kecanduan. Di Indonesia, penggunaan obat ini juga diatur oleh undang-undang dan tidak boleh digunakan secara bebas. Apapun kondisi Anda, termasuk sedang hamil atau menyusui, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter atau apoteker untuk memastikannya aman bagi tubuh Anda.

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • Alcohol and Drug Foundation (2021). Amphetamines.
  • Billiard M. 2008. Narcolepsy: current treatment options and future approaches. Neuropsychiatr Dis Treat. 4 (3): 557-566.
  • Castells et al. (2018). Amphetamines for attention deficit hyperactivity disorder in adults.
  • Drugs.com (2021). Amphetamine.
  • Healthline (2018). Amphetamine, Oral Tablet.
  • Medical News Today (2017). Uses and Risks of Amphetamine.
  • Poulton et al. 2015. Piloting a new approach to the treatment of obesity using dexamphetamine. Front Endocrinol (Lausanne). 6: 14.
  • Spencer et al. 2013. Effect of psychostimulants on brain structure and function in ADHD: a qualitative literature review of magnetic resonance imaging-based neuroimaging studies. J Clin Psychiatry. 74 (9): 902-917.
  • Stotz et al. 1999. Psychostimulants in the therapy of treatment-resistant depression review of the literature and findings from a retrospective study in 65 depressed patients. Dialogues Clin Neurosci. 1 (3): 165-174.

 
Tags:
#sfidn  #amfetamin  #amfetamin adalah  #amphetamine  #amfetamin adalah zat 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article