
GERD Anxiety, Begini Penjelasan dan Cara Mengatasinya
sfidn.com - Siapa pun mungkin pernah mengalami kecemasan atau anxiety. Selain menimbulkan sejumlah gejala yang tidak nyaman, ini juga dapat memicu GERD, yang kemudian dikenal sebagai GERD anxiety.
GERD adalah penyakit kronis yang menyerang saluran pencernaan atas, sementara kecemasan adalah respons alami tubuh terhadap stres.
Bagaimana keduanya bisa saling berkaitan? Adakah cara untuk mengatasinya? Simak artikel berikut untuk tahu lebih banyak tentang GERD anxiety.
Apa itu GERD?
GERD (gastroesophageal reflux disease) adalah gangguan pencernaan yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan (refluks asam), mengiritasi lapisannya, dan terkadang, menyebabkan peradangan.
Kenapa asam lambung bisa naik ke kerongkongan? Ini karena katup atau sfingter yang terletak di bawah kerongkongan atau disebut juga lower esophageal sphincter (LES) melemah, sehingga makanan atau minuman naik ke kerongkongan.
Normalnya, katup ini terbuka ketika makanan dan minuman masuk ke lambung, dan tertutup untuk mencegah makanan dan cairan kembali ke kerongkongan.
Jika Anda mengalami refluks asam setidaknya dua kali dalam seminggu, Anda mungkin mengalami GERD.
Faktor risiko
Beberapa kondisi tertentu yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami GERD, di antaranya:
- Kegemukan.
- Hernia hiatus.
- Pengosongan lambung yang tertunda.
- Kehamilan.
Selain itu, gaya hidup berikut juga dapat memperburuk refluks asam Anda, termasuk:
- Makan dalam porsi besar.
- Berbaring saat atau segera setelah makan.
- Sering mengonsumsi makanan yang digoreng atau berlemak.
- Stres.
Gejala GERD
Gejala GERD yang utama adalah refluks asam. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa terbakar yang tidak nyaman di dada, lalu naik ke leher dan tenggorokan Anda. Perasaan seperti ini juga dikenal sebagai heartburn.
Selain itu, Anda mungkin juga mengalami rasa asam atau pahit di bagian belakang mulut, dan mengalami regurgitasi makanan atau cairan dari perut ke dalam mulut.
Beberapa gejala GERD lainnya meliputi:
- Mual.
- Nyeri atau sakit dada.
- Nyeri bahkan sulit untuk menelan.
- Batuk kronis.
- Suara serak.
- Bau mulut.
Lantas, apa itu GERD anxiety?
Seperti yang telah Anda lihat, stres adalah salah satu faktor risiko GERD. Maka dari itu, GERD anxiety adalah refluks asam yang terjadi saat Anda merasa cemas atau stres.
Bisa dikatakan GERD anxiety seperti sebuah lingkaran setan. Kecemasan dan depresi meningkatkan risiko GERD, dan GERD memengaruhi kualitas hidup Anda dengan meningkatkan kecemasan dan depresi.
Sayangnya, tidak ada bukti kuat yang secara positif menghubungkan kecemasan dengan peningkatan asam lambung.
Beberapa penelitian, termasuk penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal medis Gastroenterology, menunjukkan bahwa banyak orang yang mengalami stres dan kecemasan memiliki kadar asam esofagus yang normal.
Namun, beberapa penelitian juga telah menemukan bahwa stres atau kecemasan tampaknya meningkatkan gejala yang terkait dengan GERD, seperti mulas dan sakit perut bagian atas.
Dugaan ini muncul karena keyakinan bahwa kecemasan dapat membuat Anda jauh lebih sensitif terhadap rasa sakit dan gejala GERD lainnya. Selain itu, kecemasan dan tekanan psikologis lainnya juga dapat memengaruhi pergerakan esofagus dan fungsi LES Anda.
Pergerakan atau motilitas esofagus mengacu pada kontraksi yang terjadi di kerongkongan untuk memindahkan makanan ke lambung. Adapun LES merupakan cincin otot di sekitar kerongkongan bagian bawah yang membuka saat makanan dan cairan masuk ke perut, dan menutup untuk mencegah isi perut Anda mengalir kembali ke kerongkongan.
Oleh sebab itu, ketika Anda stres, Anda mungkin jadi lebih sensitif terhadap rasa sakit, pergerakan esofagus dan fungsi kerja LES Anda terganggu, yang kemudian menyebabkan asam lambung naik dan akhirnya, terjadilah GERD anxiety.
Gejala GERD anxiety
GERD dan kecemasan dapat menyebabkan sejumlah gejala yang berbeda, meskipun ada beberapa yang mirip.
Gejala seperti mulas, mual, dan sakit perut, adalah gejala umum dari GERD anxiety.
Sensasi globus juga bisa terjadi pada keduanya. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami suara serak, batuk kronis, atau merasa butuh untuk membersihkan tenggorokannya secara terus-menerus.
Selain itu, tidur yang terganggu juga merupakan gejala umum dari GERD anxiety. Karena refluks asam mungkin lebih buruk saat berbaring, Anda mungkin jadi sering terbangun. Di sisi lain, kecemasan juga dapat memengaruhi pola tidur Anda dengan membuat Anda sulit untuk tidur atau tetap tertidur.
Berikut gejala GERD lainnya:
- Sakit dada.
- Kesulitan menelan (disfagia).
- Regurgitasi cairan asam atau makanan.
Adapun gejala kecemasan lainnya termasuk:
- Merasa gelisah atau gugup.
- Detak jantung cepat.
- Hiperventilasi.
- Nyeri dada.
- Rasa malapetaka atau bahaya yang akan datang.
- Sulit mengontrol kekhawatiran.
GERD dan kecemasan dapat menyebabkan nyeri dada dan gejala lainnya yang juga merupakan gejala serangan jantung. Jadi, sangat penting untuk menghubungi 911 jika Anda mengalami nyeri dada, terutama jika disertai sesak napas atau nyeri lengan atau rahang.
Cara mengobati GERD anxiety
Mengobati GERD anxiety mungkin memerlukan kombinasi obat untuk kedua kondisi tersebut, meskipun mungkin obat GERD yang umum ternyata kurang efektif untuk meredakan kecemasan.
Dokter Anda dapat merekomendasikan kombinasi obat berikut untuk mengobati GERD anxiety:
- Antasida over-the-counter (OTC).
- H-2-receptor blocker (H2 blocker).
- Penghambat pompa proton (PPI).
- Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
- Benzodiazepines.
- Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI).
- Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT).
Selain dengan perawatan medis, Anda juga dapat mengurangi gejalanya dengan pengobatan rumahan, seperti:
- Menurunkan berat badan jika Anda mengalami overweight atau obesitas.
- Hindari makan besar dan berat di malam hari.
- Hindari makanan yang memicu asam lambung naik, termasuk makanan berlemak, makanan pedas, cokelat, mint, kafein, dan alkohol.
- Tunggu 2 – 3 jam setelah makan sebelum Anda ingin berbaring.
- Tinggikan posisi kepala Anda saat tidur.
- Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga, tai chi, atau meditasi.
- Berolahraga secara teratur.
- Tidak mengenakan baju atau celana yang terlalu ketat.
Dokter Anda juga mungkin menyarankan perawatan rumahan ini sebelum menggunakan pengobatan medis atau kombinasi keduanya.
Kesimpulan
Meskipun GERD anxiety belum sepenuhnya dipahami, tetapi kecemasan dan stres diketahui dapat memicu bahkan memperburuk gejala yang terkait dengan GERD.
Jika Anda merasa dengan pengobatan rumahan tidak cukup, Anda mungkin perlu mengunjungi dokter untuk membantu Anda mengelola atau mencegah kedua kondisi tersebut.
Ingatlah bahwa GERD anxiety dapat menyebabkan nyeri dada, yang juga merupakan gejala serangan jantung. Segera dapatkan pertolongan medis darurat jika Anda mengalaminya, terutama disertai dengan sesak napas atau nyeri lengan atau rahang.
Referensi:
- Faruqui AA. 2017. Gastroesophageal reflux disease associated with anxiety: efficacy and safety of fixed dose combination of amitriptyline and pantoprazole. Gastroenterology Res. 10 (5): 301 – 304.
- Haruma et al. 2015. Lifestyle factors and efficacy of lifestyle interventions in gastroesophageal reflux disease patients with functional dyspepsia: primary care perspectives from the legend study. Internal Medicine. 54 (7): 695 – 701.
- Healthline (2020). Is There a Connection Between GERD and Anxiety?
- Healthline (2021). Everything You Need to Know About Acid Reflux and GERD.
- Yang et al. 2015. Anxiety and depression in patients with gastroesophageal reflux disease and their effect on quality of life. World J Gastroenterol. 21 (14): 4302-4309.