sfidn - Osteoporosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Osteoporosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

sfidn.com - Osteoporosis adalah suatu kondisi yang memengaruhi tulang seiring bertambahnya usia. Meski lebih sering menimpa orang dewasa yang lebih tua, terutama wanita, ini juga bisa terjadi pada orang dari segala usia. 

Berasal dari bahasa Latin yang artinya tulang keropos, osteoporosis akan membuat bagian dalam tulang Anda memiliki ruang-ruang kecil bagaikan ‘sarang lebah’. 

Semakin lama, kondisi ini dapat meningkatkan ukuran ruang-ruang tersebut, hingga mengakibatkan tulang kehilangan kekuatan dan kepadatannya. Selain itu, bagian luar tulang yang tumbuh menjadi lemah dan tipis.

Penderita osteoporosis sangat berisiko mengalami patah tulang saat beraktivitas, seperti berjalan, berdiri, jongkok, dan lainnya. Umumnya, tulang yang paling sering terkena adalah tulang pinggul, pergelangan tangan, tulang rusuk, dan tulang belakang.

Gejala osteoporosis

Perkembangan awal osteoporosis tidak menimbulkan gejala atau tanda peringatan apa pun. Bahkan dalam banyak kasus, orang dengan osteoporosis tidak tahu bahwa dirinya memiliki kondisi tersebut sampai mereka mengalami patah tulang.

Oleh karena itu, jika gejala memang muncul, berikut beberapa gejala umum osteoporosis yang mungkin terjadi:

  • Gusi surut.
  • Kuku lemah dan rapuh.
  • Kekuatan cengkeraman melemah.

Beberapa orang ada pula yang tidak mengalami gejala ini, tetapi memiliki riwayat keluarga osteoporosis, maka perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikannya.

Osteoporosis parah

Osteoporosis akan semakin parah jika tidak dilakukan pengobatan dengan segera dan tepat. Ketika tulang Anda menjadi lebih lemah dan lebih tipis, risiko patah tulang pun meningkat.

Biasanya, gejala osteoporosis yang parah termasuk patah tulang karena jatuh, bahkan bisa juga dari batuk atau bersin yang kuat. Selain itu, penderita akan merasakan sakit di punggung atau leher serta kehilangan tinggi badannya.

Ini disebabkan oleh fraktur kompresi, yaitu patahnya salah satu tulang belakang di leher atau punggung yang sangat lemah.

Jadi, jika Anda memang mengalami patah tulang karena osteoporosis, perlu waktu untuk sembuh, karena bergantung pada banyak faktor. Ini mencakup lokasi fraktur, tingkat keparahan fraktur, serta usia dan riwayat kesehatan Anda.

Penyebab osteoporosis

Kondisi medis tertentu, seperti hipertiroidisme, dan konsumsi obat-obatan tertentu, seperti injeksi jangka panjang atau kortikosteroid oral, diduga kuat adalah penyebab osteoporosis.

Adapun faktor risiko osteoporosis di antaranya:

Usia

Selama hidup, tubuh akan memecah tulang yang lama dan menggantinya dengan tulang yang baru. Namun, setelah berusia 30-an, tubuh mulai memecah tulang lebih cepat daripada menumbuhkannya. Akibatnya, tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga rentan patah.

Menopause

Menopause adalah faktor risiko utama lainnya, yang terjadi pada wanita berusia sekitar 45-55 tahun. Kondisi ini menyebabkan perubahan kadar hormon, di mana estrogen menurun drastis, sehingga proses kehilangan tulang terjadi lebih cepat.

Kondisi kesehatan seperti histerektomi (satu atau kedua indung telur diangkat), ovariektomi atau ooforektomi (pengangkatan ovarium) juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoporosis.

Bagaimana dengan pria? Pria juga terus kehilangan tulang pada usia ini, tetapi lebih lambat daripada wanita. Namun, pada saat mereka mencapai usia 65-70 tahun, wanita dan pria biasanya mengalami kehilangan tulang dengan kecepatan sama.

Faktor risiko lainnya, meliputi:

  • Menjadi perempuan.
  • Menjadi Caucasian atau Asian.
  • Memiliki riwayat keluarga osteoporosis.
  • Pola makan yang buruk.
  • Jarang berolahraga.
  • Kebiasaan merokok.
  • Berat badan rendah.
  • Memiliki tulang belakang kecil.

Beberapa faktor risiko osteoporosis, seperti gizi buruk dan kurangnya aktivitas, bisa dikontrol. Jadi, Anda bisa memperbaiki pola makan dan mencoba rutin berolahraga. Sementara faktor risiko lainnya memang tidak dapat dikontrol, seperti usia atau jenis kelamin.

Tes kepadatan tulang untuk diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter Anda mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, tes darah dan urin, serta tes kepadatan tulang.

Tes kepadatan tulang atau densitometri tulang atau dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA) menggunakan sinar-X untuk mengukur kepadatan tulang di pergelangan tangan, pinggul, atau tulang belakang Anda, karena area ini yang paling berisiko terkena osteoporosis. 

Tes tanpa rasa sakit ini bisa memakan waktu 10-30 menit.

Pengobatan osteoporosis

Tidak ada obat khusus untuk osteoporosis, tetapi perawatan yang tepat dapat membantu melindungi dan memperkuat tulang, memperlambat kerusakan tulang, dan beberapa perawatan dapat memacu pertumbuhan tulang yang baru.

Obat-obatan

Obat osteoporosis yang paling umum digunakan adalah bifosfonat, yang dapat mencegah kehilangan massa tulang. Jenis obat ini dapat dikonsumsi secara oral maupun suntikan, termasuk:

  • Alendronate (Fosamax).
  • Ibandronate (Boniva).
  • Risedronate (Aktonel).
  • Asam zoledronat (Reclast).

Pengobatan lain yang dapat digunakan untuk mencegah keropos tulang dan merangsang pertumbuhan tulang adalah:

  • Testosteron.
  • Terapi hormon.
  • Raloxifene (Evista).
  • Denosumab (Prolia).
  • Teriparatida (Forteo).
  • Salmon kalsitonin (Fortical dan Miacalcin).
  • Romosozumab (Peta).

Namun ingat, penggunaan obat-obatan ini harus dengan resep dokter, karena dapat berisiko menimbulkan efek samping. Misalnya, terapi estrogen yang dapat menyebabkan pembekuan darah, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.

Pengobatan alami

Karena obat osteoporosis juga memiliki efek samping, banyak orang yang lebih suka mencoba perawatan secara alami, seperti pola makan yang baik dan olahraga secara rutin.

Pola makan 

Diet yang tepat dapat membantu memperkuat tulang dan memelihara kesehatan tulang Anda, terutama kalsium dan vitamin D. Tubuh memerlukan kalsium untuk menjaga kekuatan tulang dan vitamin D diperlukan untuk penyerapan kalsium.

Nutrisi lainnya yang tidak kalah penting adalah protein, vitamin K, magnesium, dan seng. Konsultasikan dengan dokter atau ahli diet untuk membantu Anda menyusun rencana makan yang tepat.

Olahraga

Di samping pola makan sehat, olahraga secara rutin juga sangat penting untuk memelihara kepadatan dan kekuatan tulang, terutama latihan menahan beban.

Latihan ini melibatkan kedua kaki atau lengan Anda menempel ke tanah atau permukaan lain, seperti naik tangga, squat, push-up, atau resistence training.

Ini akan menyebabkan otot mendorong dan menarik tulang, sehingga memberitahu tubuh untuk membentuk jaringan tulang baru. Selain itu, olahraga dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, sehingga mengurangi risiko jatuh.

Pencegahan osteoporosis

Meski hanya beberapa faktor risiko saja yang bisa dikendalikan, osteoporosis tetap dapat dicegah dengan beberapa cara terbaik berikut ini:

  • Memenuhi asupan kalsium dan vitamin D sesuai dengan yang direkomendasikan setiap hari.
  • Rajin melakukan latihan menahan beban.
  • Berhenti merokok.
  • Untuk para wanita yang ingin melakukan terapi hormon, tinjau kembali pro dan kontranya dan diskusikan dengan dokter.
  • Jika Anda berisiko, segera bicarakan dengan dokter Anda tentang cara terbaik untuk mencegah dan mengatasinya.

Kesimpulan

Osteoporosis adalah suatu kondisi yang dapat memiliki efek serius bagi kehidupan sehari-hari. Ini bisa menyebabkan patah tulang, terasa menyakitkan, perlu waktu lama untuk sembuh, dan dapat menimbulkan komplikasi lain.

Kabar baiknya, ada banyak hal juga yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan mengobati osteoporosis, mulai dari pola makan yang benar, berolahraga, hingga minum obat sesuai dengan anjuran dokter.

Jadi, lakukanlah upaya pencegahan seperti yang telah dijelaskan untuk menekan risiko osteoporosis di kemudian hari.

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • AIHW (2020). Osteoporosis.
  • Arthritis Foundation. Osteoporosis.
  • Healthline (2019). What Do You Want to Know About Osteoporosis?
  • Mayo Clinic (2021). Osteoporosis.
  • MedlinePlus (2021). Osteoporosis.
  • NIH (2020). Osteoporosis Overview.
  • U.S. Preventive Services Task Force (2018). Vitamin D, Calcium, or Combined Supplementation for the Primary Prevention of Fractures in Community-Dwelling Adults: Preventive Medication.
  • Versus Arthritis. What is Osteoporosis?

 
Tags:
#osteoporosis  #osteoporosis adalah  #penyebab osteoporosis  #pengobatan osteoporosis  #gejala osteoporosis  #pencegahan osteoporosis  #obat osteoporosis 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article