sfidn - Sulforaphane 101: Manfaat, Efek Samping, Dosis, dan Sumber

Sulforaphane 101: Manfaat, Efek Samping, Dosis, dan Sumber

sfidn.com – Sulforaphane adalah senyawa alami yang terdapat dalam banyak sayuran, terutama sayuran silangan, seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan lainnya.

Para ahli telah mengaitkan senyawa ini dengan banyak manfaat kesehatan, karena memiliki sifat antioksidan, antimikroba, dan antiinflamasi.

Lantas, apa saja manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh sulforaphane? Apakah ada kemungkinanan efek sampingnya? Simaklah terus artikel ini!

Apa itu sulforaphane?

Sulforaphane adalah senyawa kaya belerang yang banyak ditemukan dalam sayuran silangan, seperti brokoli, kubis, dan bok choy.

Talalay dan Zhang adalah orang yang pertama kali mengisolasi dan menjelaskan struktur kimia dari senyawa ini, sekaligus yang pertama kali juga menunjukkan potensi antikankernya.

Dalam kondisi normal tanpa tekanan, sulforaphane dalam sayuran masih dalam bentuk tidak aktif yang disimpan sebagai glucoraphanin. Hanya setelah tanaman rusak atau terluka secara mekanis, glucoraphanin akan diaktifkan oleh enzim myrosinase

Ini berarti sayuran silangan (cruciferous) harus dipotong, dicincang, atau dikunyah dulu untuk melepaskan enzim myrosinase dan mengaktifkan sulforaphane.

Sayuran mentah memiliki kadar sulforaphane tertinggi. Satu studi menemukan bahwa brokoli mentah memiliki sulforaphane sepuluh kali lebih banyak daripada brokoli yang dimasak.

Maka dari itu, mengukus sayuran selama 1-3 menit bisa menjadi cara terbaik untuk mengoptimalkan kadar senyawa ini selama proses pemasakan.

Hal terpenting adalah memasak sayuran di bawah 284 0F (140 0C). Lebih dari ini dapat menyebabkan hilangnya kelompok senyawa glukosinolat, termasuk glucoraphanin.

Itulah mengapa Anda tidak disarankan untuk merebus atau memanaskan sayuran silangan dalam microwave. Sebagai gantinya, sayuran ini bisa dimakan mentah atau dikukus ringan untuk memaksimalkan kandungan sulforaphane-nya.

Manfaat sulforaphane untuk kesehatan

Para ahli telah mempelajari manfaat sulforaphane untuk kesehatan dalam berbagai kondisi, termasuk pencegahan kanker, gula darah tinggi, penyakit jantung, dan autisme. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Kanker

Sulforaphane dikatakan dapat membantu pencegahan kanker karena memiliki sifat kemoprotektif. Artinya, senyawa ini dapat menghambat aktivitas karsinogen (zat pemicu sel kanker) untuk mengikat DNA. 

Selain itu, sifat antiinflamasinya juga bermanfaat untuk pencegahan kanker, karena peradangan yang berlebihan dalam tubuh dapat memicu beberapa jenis tumor dan kanker.

2. Autisme

Karena sulforaphane terlibat dalam pengaturan gen dan memiliki sifat antioksidan yang kuat, mendorong beberapa penelitian tentang peran terapeutik potensial nutrisinya dalam autisme.

Sebuah studi tahun 2018 mengamati autisme yang diobati dengan sulforaphane dari sayur brokoli. Penelitian ini melibatkan 15 anak dengan ASD dan gangguan perkembangan saraf selama 12 minggu.

Para peneliti melihat adanya peningkatkan perilaku dan respons sosial terhadap suplementasi sulforaphane setelah 12 minggu, meskipun hanya perubahan dalam daya tanggap sosial yang signifikan.

3. Penyakit kardiovaskular

Stres oksidatif dan peradangan adalah penanda pada penyakit kardiovaskular. Karena sulforaphane memiliki sifat antioksidan dan antiinflamasi, para peneliti pun melihat adanya manfaat potensial mereka dalam mencegah penyakit jantung.

Sebuah makalah tahun 2015 mengulas peran sulforaphane dalam melindungi terhadap penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi dan aterosklerosis. Sayangnya, bukti untuk penggunaan ini terbatas dan masih membutuhkan lebih banyak penelitian lagi.

4. Diabetes

Selain dalam aspek autisme, kemampuan sulforaphane dalam menjaga sel dan gen yang sehat juga mendorong beberapa ahli untuk melihat peran potensialnya dalam resistensi insulin dan diabetes.

Sebuah studi tahun 2012 meneliti efek kecambah brokoli terhadap resistensi insulin pada orang dengan diabetes tipe 2. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dalam konsentrasi dan resistensi insulin serum pada orang yang mendapatkan 10 gram kecambah brokoli per hari.

Studi lainnya tahun 2017 juga menemukan bahwa sulforaphane secara efektif mengurangi kadar gula darah puasa sebesar 6,5% dan meningkatkan hemoglobin A1c (HbA1c), yaitu penanda kontrol gula darah dalam jangka panjang. Efek ini bahkan sangat kuat pada peserta yang mengalami obesitas dengan kontrol diabetes yang buruk.

Manfaat kesehatan lainnya

Selain beberapa manfaat kesehatan di atas, senyawa ini juga diyakini dapat membantu:

  • Melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) matahari.
  • Meningkatkan pemulihan dan mengurangi penurunan mental setelah mengalami cedera otak.
  • Mengurangi gejala sembelit.
  • Mengurangi risiko osteoporosis.
  • Manajemen berat badan dengan mencegah obesitas.

Potensi efek samping sulforaphane

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa sulforaphane dapat mengurangi risiko kanker, penyakit jantung, diabetes, dan kondisi kesehatan lainnya. Namun, mengonsumsinya dalam bentuk suplemen mungkin memiliki efek samping, baik umum maupun parah.

Efek samping umum

Secara umum, sulforaphane aman dikonsumsi dalam bentuk tanaman. Namun, dalam bentuk suplemen, senyawa ini bisa menimbulkan beberapa efek samping ringan jika ada, termasuk masalah pencernaan seperti gas dan rasa tidak nyaman.

Efek samping parah

Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa sulforaphane dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping terkait dengan toksisitas, seperti:

  • Penurunan kesadaran.
  • Hipotermia (suhu tubuh rendah).
  • Terganggunya koordinasi motorik.
  • Penurunan kekuatan otot rangka.
  • Kematian.

Ingat, meskipun senyawa ini tampaknya bisa ditoleransi dengan baik dengan efek samping minimal, sejauh ini belum ada penelitian berkualitas yang cukup untuk mengetahui apakah aman jika mengonsumsinya sebagai obat, terutama dalam dosis tinggi dan jangka panjang.

Bagi ibu hamil dan menyusui, sulforaphane aman selama dikonsumsi dalam bentuk makanan utuh. Namun, tidak diketahui apakah masih aman bila dikonsumsi sebagai suplemen. 

Jadi, yang terbaik adalah menghindari mengonsumsi suplemen ini jika Anda sedang hamil atau menyusui. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum membuat keputusan.

Dosis

Beberapa penelitian pada hewan menggunakan berbagai dosis, mulai dari 3-10 mol/kg hingga >100 mol/kg.

Meskipun tidak ada rekomendasi khusus terkait asupan harian untuk sulforaphane, sebagian besar merek suplemen yang tersedia menyarankan untuk mengonsumsi sekitar 400 mcg per hari, yang setara dengan 1-2 kapsul.

Sumber sulforaphane

Sumber sulforaphane dari makanan yang terkenal adalah sayuran silang (cruciferous), termasuk:

  • Brokoli dan kecambahnya.
  • Kubis.
  • Kol bunga.
  • Kubis Brussel.
  • Kubis.
  • Bok choy.
  • Selada air.
  • Sawi.
  • Arugula (roket).

Tips:

  • Potong sayuran sebelum dimakan atau dikunyah dengan baik untuk mengaktifkan sulforaphane.
  • Konsumsi sayuran mentah atau yang dimasak pada suhu di bawah 284 0F (140 0C) untuk mengoptimalkan asupan.
  • Tambahkan biji atau bubuk mustard ke makanan untuk lebih meningkatkan asupan. Bahan-bahan ini kaya akan myrosinase yang dapat membantu meningkatkan ketersediaan sulforaphane di dalam tubuh.

Sementara suplemennya tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, bubuk, dan cairan, yang bisa Anda dapatkan di toko-toko obat dan suplemen secara offline ataupun online.

Suplemen ini biasanya terbuat dari brokoli, biji brokoli, atau ekstrak kecambah brokoli dan sangat terkonsentrasi, sehingga mengandung lebih banyak sulforaphane daripada yang Anda peroleh secara alami dalam makanan.

Produsen juga menghadirkan suplemen glucoraphanin (prekursor sulforaphane) yang dikombinasikan dengan myrosinase untuk meningkatkan produksinya di dalam tubuh.

Kesimpulan 

Sulforaphane adalah senyawa fitokimia yang banyak ditemukan dalam sayuran silangan, seperti brokoli, kubis, kembang kol, dan lainnya. Manfaatnya terbukti sebagai antikanker, antidiabetes, antioksidan, antiinflamasi, dan masih banyak lagi.

Meskipun suplemennya tersedia secara luas, menambahkan lebih banyak sulforaphane ke dalam diet dengan mengonsumsi sayuran silangan adalah yang terbaik untuk meningkatkan kesehatan Anda.

Selalu konsultasikan dengan dokter Anda sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya sebagai suplemen.

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • Axelsson et al. 2017. Sulforaphane reduces hepatic glucose production and improves glucose control in patients with type 2 diabetes. Sci Transl Med. 9 (394): 4477. DOI: 10.1126/scitranslmed.aah4477. PMID: 28615356. 
  • Healthline (2019). Sulforaphane: Benefits, Side Effects, and Food Sources.
  • Lin et al. 2014. Sulforaphane reverses glucocorticoid-induced apoptosis in osteoblastic cells through regulation of the Nrf2 pathway. Drug Design, Development and Therapy. 2014 (8): 973-982.
  • Martins et al. 2018. Potential effects of sulforaphane to fight obesity. Journal of the Science of Food and Agriculture. 98 (8): 2837-2844.
  • Ritchie et al. 2020. Medicinal natural products: a disease-focused approach. Annual Reports in Medicinal Chemistry. 55: 2-515.
  • Verywell Health (2022). What Is Sulforaphane?
  • WebMD. Sulforaphane - Uses, Side Effects, and More.
  • Yagishita et al. 2019. Broccoli or Sulforaphane: Is It the Source or Dose That Matters?. Molecules. 24 (19): 3593. DOI: 10.3390/molecules24193593.
  • Zahra et al. 2012. Effect of broccoli sprouts on insulin resistance in type 2 diabetic patients: a randomized double-blind clinical trial. International Journal of Food Sciences and Nutrition. 63 (7): 767-771. DOI: 10.3109/09637486.2012.665043.

 
Tags:
#sfidn  #sulforaphane adalah  #sulforaphane  #manfaat sulforaphane 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article