sfidn - Diuretik: Jenis, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Diuretik: Jenis, Manfaat, dan Efek Sampingnya

sfidn.com - Diuretik, atau dikenal juga sebagai pil air, merupakan pengobatan umum untuk tekanan darah tinggi. Selain hipertensi, obat ini juga sering diresepkan untuk kondisi medis lainnya. Simak artikel berikut untuk tahu lebih banyak tentang diuretik!

Apa yang dimaksud dengan diuretik?

Diuretik adalah jenis obat yang digunakan untuk meningkatkan pengeluaran air dan garam dari tubuh melalui urin. 

Profesional medis meresepkan ini untuk mengobati berbagai masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, jaringan bengkak, dan beberapa kelainan jantung bawaan.

Jenis diuretik

Secara umum, ada 3 jenis diuretik yang utama, yaitu diuretik thiazide, diuretik loop, dan diuretik hemat kalium.

1. Diuretik thiazide 

Jenis diuretik ini mempromosikan natriuresis, yaitu pelepasan garam dalam urin, dan diuresis, yaitu peningkatan jumlah urin yang dihasilkan, sehingga cairan dalam pembuluh darah berkurang. Inilah yang menyebabkan pembuluh darah menjadi rileks.

Dengan perannya tersebut, obat ini sering diresepkan untuk mengobati tekanan darah tinggi, edema (penumpukan cairan), dan gagal jantung kongestif.

Diuretik thiazide dapat digunakan secara oral dan biasanya, mulai bekerja dalam waktu 2 jam. Namun, banyak juga yang bekerja selama kurang lebih 12 jam. 

Oleh karena itu, dokter memberikan obat ini untuk pasien di pagi hari, sehingga proses diuresis tidak memengaruhi tidur pasien.

Beberapa contoh diuretik thiazide yang diminum meliputi:

  • Klorotiazid.
  • Klortalidon.
  • Indapamide.
  • Metolazon.
  • Hidroklorotiazid (mikrozida).

2. Loop diuretic 

Berikutnya adalah loop diuretic. Obat ini bekerja dengan mengganggu penyerapan garam dan air di lengkung (loop) Henle pada ginjal. Akibatnya, ginjal mengeluarkan lebih banyak cairan dan meningkatkan produksi urin.

Semakin banyak cairan yang keluar dari ginjal, semakin sedikit yang tersisa di aliran darah.

Ini artinya setiap cairan yang menumpuk di jaringan tubuh bisa kembali ke aliran darah untuk menggantikan cairan yang telah dikeluarkan oleh ginjal. 

Pada akhirnya, ini dapat mengurangi pembengkakan jaringan (edema) dan sesak napas yang mungkin disebabkan oleh kemacetan cairan.

Oleh karena itu, dokter menggunakan jenis diuretik ini untuk mengobati edema dan kondisi yang terkait dengan itu, termasuk gagal jantung, sindrom nefrotik atau sirosis, dan hipertensi.

Beberapa contoh loop diuretic meliputi:

  • Bumetanida (Bumex).
  • Furosemida (Lasix).
  • Torsemide (Soaanz).
  • Asam etakrinat (Edekrin).

3. Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium, misalnya amiloride, menyebabkan penurunan jumlah cairan tanpa kehilangan kalium. Sementara jenis diuretik yang lain dapat menyebabkan penurunan kadar kalium.

Jika kadar kalium seseorang turun terlalu jauh, maka dapat mengakibatkan masalah kesehatan, seperti aritmia

Meski jenis ini tidak seefektif diuretik lainnya dalam menurunkan tekanan darah, tetapi memungkinkan untuk retensi kalium

Oleh karena itu, dokter biasanya meresepkan diuretik hemat kalium bersama dengan thiazide atau loop diuretic untuk menjaga agar kadar kalium pasiennya tidak turun terlalu banyak.

Beberapa contoh diuretik hemat kalium meliputi:

  • Amilorida (Midamor).
  • Eplerenon (Inspra).
  • Triamterena (Dyrenium).
  • Spironolakton (Aldactone, Carospir).

Kapan diuretik digunakan?

Sebagian besar obat diuretik digunakan untuk mengurangi tekanan darah tinggi, edema, dan penyakit terkait lainnya. Jenis diuretik yang umum digunakan adalah diuretik thiazide.

Obat ini bekerja dengan membantu ginjal melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urin Anda. Natrium dapat membantu menghilangkan air dari darah, sehingga mengurangi jumlah cairan yang mengalir di pembuluh darah. Alhasil, dapat menurunkan tekanan darah Anda. 

Dalam kasus gagal jantung kongestif, di mana jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif, yang menyebabkan penumpukan cairan di dalam tubuh (edema), diuretik dapat membantu mengeluarkan air dari tubuh dan mengurangi penumpukan cairan ini.

Diuretik juga dapat digunakan untuk kondisi:

  • Sirosis hati.
  • Pembengkakan jaringan (edema).
  • Terapi kortikosteroid dan estrogen.
  • Penyakit ginjal yang meliputi:
    • Sindrom nefrotik.
    • Glomerulonefritis akut.
    • Gagal ginjal kronis.
    • Batu ginjal.

Efek samping diuretik

Sebagian besar diuretik aman dan dapat ditoleransi dengan baik. 

Namun, obat ini masih dapat menyebabkan beberapa efek samping umum meliputi:

  • Rendahnya kadar kalium dalam darah.
  • Tingginya kadar kalium dalam darah (khusus untuk diuretik hemat kalium).
  • Rendahnya kadar natrium dalam darah.
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Haus.
  • Gula darah naik.
  • Kram otot.
  • Kolesterol naik.
  • Ruam kulit.
  • Encok.
  • Diare.

Dalam kasus yang jarang terjadi, diuretik juga dapat menimbulkan efek samping serius yang mencakup:

  • Reaksi alergi.
  • Gagal ginjal.
  • Detak jantung tidak teratur.

Bagaimana cara mengatasi efek samping tersebut?

Jika Anda mengalami beberapa efek samping yang mengganggu saat menggunakan diuretik, segera bicarakan dengan dokter Anda. 

Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat yang berbeda atau mengombinasikannya dengan obat lain untuk membantu mengurangi gejala Anda.

Terlepas dari itu semua, jangan pernah berhenti minum obat diuretik tanpa berbicara terlebih dahulu dengan dokter Anda.

Risiko kesehatan

Meski diuretik secara umum aman, tetapi ada beberapa risiko jika Anda juga memiliki kondisi medis lain atau sedang minum obat tertentu.

Kondisi medis yang dapat diperburuk oleh diuretik di antaranya:

  • Lupus.
  • Encok.
  • Diabetes.
  • Pankreatitis.
  • Gangguan menstruasi.
  • Gangguan ginjal.
  • Dehidrasi.

Sementara itu, obat, suplemen, atau herbal lain yang sedang Anda gunakan dan mungkin berinteraksi dengan diuretik meliputi:

  • Pencahar.
  • Kalium.
  • Magnesium.
  • Garam asam.
  • Agen antidiabetik oral.
  • Agen antihipertensi.

Diuretik alami dari herbal dan tanaman

Ada beberapa diuretik alami yang dapat Anda makan atau minum. Namun ingat, diuretik ini tidak boleh menggantikan obat yang diresepkan oleh dokter Anda untuk mengobati kondisi tertentu.

Beberapa contoh diuretik alami meliputi:

Kesimpulan 

Diuretik atau pil air umumnya diresepkan dokter untuk mengobati tekanan darah tinggi, edema, dan gagal jantung kongestif. Ada tiga jenis diuretik yang utama, yaitu thiazide, loop diuretic, dan diuretik hemat kalium. Karena obat ini dapat menimbulkan efek samping serta berinteraksi dengan obat dan kondisi medis lainnya, selalu gunakan dalam pengawasan dokter Anda.

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • Arumugham VB, Shahin MH. Therapeutic Uses Of Diuretic Agents. [Updated 2021 Dec 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls. 
  • Badan POM RI. Diuretika.    
  • Badan POM RI. Diuretika Hemat Kalium.
  • Cleveland Clinic (2021). Diuretics.
  • Healthline (2019). What to Know About Diuretics.
  • Herman LL, Bashir K. Hydrochlorothiazide. [Updated 2021 Aug 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls.
  • Mayo Clinic (2021). Diuretics.
  • Medical News Today (2021). Diuretics: Types, Uses, Side Effects, and More.
  • RxList (2021). Types of Diuretics Medications.
  • Science Direct. Diuretic.
  • WebMD (2021). Arrhythmia.
  • Wikipedia. Jintan Hitam.

 
Tags:
#sfidn  #diuretik  #diuretik adalah  #contoh obat diuretik  #jenis diuretik  #diuretik alami 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article