sfidn - Inilah Dampak Negatif Lari Setiap Hari dan Cara Mengatasinya

Inilah Dampak Negatif Lari Setiap Hari dan Cara Mengatasinya

sfidn.com – Meski olahraga lari sangat bagus untuk kesehatan jantung, paru-paru, otot, tulang, dan sendi tetapi kalau dilakukan setiap hari dan secara berlebihan, tentu saja bisa menimbulkan dampak negatif yang membuat tubuh terasa tidak nyaman.

Dampak negatif lainnya akibat lari setiap hari juga bisa memicu timbulnya luka di beberapa area tubuh, contohnya saja kuku kaki yang menghitam dan iritasi kulit.

Itu hanya beberapa contoh dari dampak negatif yang mungkin Anda rasakan ketika memutuskan untuk berlari setiap hari. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ada cara untuk mengatasi semua keluhan tersebut. Jadi, simak artikel ini sampai selesai.

 

Inilah Dampak Negatif Lari Setiap Hari dan Cara Mengatasinya

Lari adalah salah satu jenis olahraga aerobik yang melibatkan kerja keras jantung dan paru-paru untuk memasok oksigen ke otot. Meski sederhana tapi berlari membutuhkan teknik dan ketahanan fisik yang baik.

Dengan kecepatan apa pun, olahraga lari dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh, seperti:

  • Meningkatkan kesehatan kardiovaskular
  • Membakar kalori
  • Menurunkan berat badan
  • Menguatkan tulang
  • Mengurangi stres
  • Meningkatkan kapasitas paru-paru
  • Memperbaiki kualitas tidur
  • Meningkatkan ketahanan fisik

 

Apakah Boleh Lari Setiap Hari?

Lari tidak harus dilakukan setiap hari karena tubuh membutuhkan istirahat untuk memulihkan dirinya sendiri. 

Terlebih lagi jika selama olahraga ada otot yang mengalami kerobekan atau pun sendi yang mengalami peradangan.

Olahraga secara berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi tubuh karena tidak hanya fisik saja yang mengalami stress dan kelelahan tapi juga mental.

Bagi orang-orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau pun sendi lutut yang tidak sehat, berlari setiap hari hanya akan membuat kondisi tubuh memburuk. Sebaiknya, pertimbangkan untuk berjalan saja atau kurangi durasi dan intensitas berlari.

 

6 Dampak Negatif Lari Setiap Hari dan Cara Mengatasinya

Manfaat lari yang begitu besar sering kali menjadi pertimbangan banyak orang untuk melakukannya setiap hari sebagai bagian dari rutinitas.

Ada yang melakukannya di pagi hari sebelum beraktivitas dan ada juga yang di sore atau malam hari ketika orang tersebut telah menyelesaikan semua urusannya.

Namun, banyak orang yang tidak sadar bahwa lari juga termasuk olahraga yang keras bagi tubuh karena risiko cederanya cukup besar.

Selain cedera, ada enam dampak negatif lainnya yang bisa Anda rasakan jika berlari setiap hari, seperti:

 

1. Runner’s Knee

Runner’s knee atau yang dikenal juga sebagai patellofemoral pain syndrome adalah salah satu jenis cedera overuse yang melibatkan rasa sakit di sekitar patella atau tulang lutut akibat latihan yang berlebihan.

Kondisi medis ini bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan otot di sekitar lutut, khususnya paha bagian depan (quadriceps) yang melemah sedangkan otot paha bagian dalam (adductor) menjadi terlalu kuat.

Akibatnya, lutut akan terasa sakit atau kaku saat bergerak dan menjadi lebih buruk saat Anda berlari, melompat, atau pun naik-turun tangga.

Cara terbaik untuk mengatasi runner’s knee adalah berhenti berlari sampai rasa sakit, nyeri, atau gejala lainnya menghilang. 

Setelah gejala runner’s knee menghilang, mulailah secara bertahap untuk berjalan ringan, jalan cepat, baru berlari. Peningkatan intensitasnya tidak boleh lebih dari 10 persen per minggu. 

Selain itu, pastikan Anda tidak melewatkan pemanasan sebelum lari agar otot dan sendi lebih siap untuk melakukan latihan fisik yang intens.

 

2. Kuku Kaki Menghitam

Tahukan Anda jika berlari setiap hari apalagi dalam intensitas yang tinggi bisa menyebabkan kuku kaki menjadi hitam akibat mengalami pendarahan karena alas kaki yang tidak pas.

Kondisi tersebut bisa lebih buruk apabila kuku kaki Anda terlalu panjang sehingga mengalami benturan yang cukup kuat dengan alas kaki. Apa yang harus Anda lakukan dengan hal ini? 

Cara untuk menghindari atau pun mengatasi kuku kaki yang menghitam akibat berlari, yaitu dengan menggunakan alas kaki yang tepat. Pastikan lebar ibu jari kaki Anda sesuai dengan ujung sepatu sehingga tidak terjadi gesekan yang berlebihan.

Selain itu, pastikan Anda rutin memotong kuku kaki sebelum berlari untuk meminimalkan tekanan antara sepatu dan jari.

 

3. Lecet Akibat Gesekan

Ketika Anda berlari, terjadilah gesekan antara kulit dengan pakaian yang Anda kenakan dan hal tersebut terjadi berulang kali ketika Anda melangkah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Gesekan berlebihan ditambah pakaian yang terlalu ketat bisa menimbulkan lecet atau luka di beberapa area tubuh yang sensitif, seperti puting, sepanjang garis bra, sela-sela paha, tumit, selangkangan, bawah lengan, dan lain-lain.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, cobalah gunakan petroleum jelly atau produk sejenis yang dapat mengurangi gesekan antara kulit dengan pakaian atau pun kulit dengan kulit.

Penggunaan perban di sepanjang garis kulit yang sensitif juga bisa menjadi alternatif untuk mencegah lecet akibat gesekan saat Anda berlari.

 

4. Kandung Kemih Sangat Aktif

Dampak negatif berikutnya ketika Anda lari setiap hari adalah kandung kemih yang menjadi sangat aktif sehingga Anda harus bolak-balik ke kamar mandi.

Kondisi ini bisa terjadi karena adanya peningkatan aliran darah setelah Anda melakukan latihan kardiovaskular sehingga produksi urin di ginjal menjadi lebih cepat.

Banyak cara untuk mengatasi kandung kemih yang sangat aktif, seperti rutin melakukan kegel untuk menguatkan otot-otot panggul sehingga meningkatkan kontrol tubuh atas buang air kecil. 

Selain itu, minum air secukupnya saja ketika hendak berolahraga lari. Terlalu banyak minum dalam satu waktu bisa memicu kandung kemih yang aktif. Hindari juga minuman beralkohol atau pun berkafein karena dapat mengiritasi kandung kemih.

 

5. Timbulnya Masalah Pencernaan

Berlari setiap hari tanpa ada waktu untuk beristirahat bisa menimbulkan beberapa masalah pencernaan, seperti diare, sindrom usus besar (Runner’s Diarrhea), refluks asam lambung, kembung, dan sembelit. 

Semua masalah itu bisa terjadi karena beberapa faktor, seperti iritasi lambung akibat makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum olahraga, organ dalam yang memantul berulang kali, produksi hormon yang terganggu, dan dehidrasi.
Cara mengatasi masalah pencernaan ini adalah dengan tidak mengonsumsi makanan berat apa pun sebelum berlari, melakukan meditasi sebelum latihan fisik yang intens, dan memberi rest day atau hari istirahat.

 

6. Dehidrasi

Dehidrasi sangat mungkin dialami oleh orang yang berlari setiap hari tanpa memberikan perhatian khusus terhadap jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh.

Olahraga apa pun akan meningkatkan produksi keringat yang membuat cairan di dalam tubuh berkurang. Belum lagi kandung kemih yang menjadi sangat aktif sehingga Anda harus sering buang air kecil. Hal-hal seperti inilah yang bisa menyebabkan Anda dehidrasi setelah berlari.

Apabila terkena dehidrasi, Anda bisa mengalami sembelit, kram otot, pengaturan suhu tubuh terganggu, gangguan elektrolit dan pencernaan, hingga gangguan ginjal.

Untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi, penting untuk memastikan bahwa Anda minum cukup air sebelum, selama, dan setelah berlari.

Jumlah air yang harus dikonsumsi selama berlari bisa sangat berbeda, tergantung durasi dan intensitas latihan, suhu, berat badan, dan tingkat keringat.

Namun Sebagian besar orang perlu sekitar 6-8 ons atau 177-237 ml cairan setiap 20-30 menit berlari. Minumlah air sesuai kebutuhan. Jangan tunggu haus dulu karena Anda bisa dehidrasi bahkan pingsan.

 

--- Related Article ---


Referensi: 

Everyday Health, (2023), 5 Weird Things Running Does to Your Body

Healthline, (2023), What Are the Benefits and Risks of Running Every Day?
 


 
Tags:
#lari  #Berlari 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article