sfidn - Ketosis dan Ketoasidosis Apa Bedanya, Ya?

Ketosis dan Ketoasidosis Apa Bedanya, Ya?

sfidn.com – Ketika Anda menjalani diet ketogenik (keto), Anda mungkin mengalami ketosis, dan ini adalah respons tubuh yang normal dan aman terhadap diet rendah karbohidrat. Ketosis juga dapat terjadi saat Anda tidak makan untuk jangka waktu tertentu (puasa intermiten)

Lain halnya dengan ketoasidosis, ini bisa menjadi komplikasi yang membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa, karena terlalu banyak keton yang akan membuat darah Anda menjadi asam. 

Penasaran apa bedanya ketosis dan ketoasidosis? Mari, simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini!

Kenalan dengan keton dulu, ya!

Keton adalah senyawa yang diproduksi dari lemak dan dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif ketika sel-sel tubuh kekurangan glukosa untuk jangka waktu tertentu. 

Kekurangan glukosa biasanya terjadi akibat kadar insulin dalam tubuh sangat rendah, sehingga tubuh melepaskan lemak yang disimpan dalam sel lemak

Lemak inilah yang kemudian berpindah ke hati untuk dipecah menjadi keton yang digunakan sebagai salah satu sumber energi alternatif selain glukosa.

Ketosis vs. Ketoasidosis

Ketosis

Ketosis adalah adanya keton di dalam darah Anda. 

Pada dasarnya, hal ini adalah normal terjadi ketika Anda tidak memiliki cukup karbohidrat, sehingga tubuh memecah lemak menjadi keton untuk energi alternatif. 

Istilah “ketosis” yang mengacu pada keberadaan keton di dalam darah ini, biasanya tidak bermasalah. Anda bisa mencapai ketosis saat sedang berpuasa atau mengikuti diet rendah karbohidrat, yang disebut juga dengan diet ketogenik. 

Ketosis pun dapat terjadi saat Anda terbangun di pagi hari, karena tubuh “berpuasa” di malam harinya.

Jika Anda mengalami ketosis, kadar keton dalam darah atau urin lebih tinggi dari biasanya. Namun ingat, jumlahnya ini tidak cukup tinggi untuk menyebabkan Anda mengalami asidosis.

Ketoasidosis

Sementara itu, ketoasidosis adalah kondisi ketika keton sudah terlalu tinggi di dalam darah. 

Ketoasidosis adalah komplikasi potensial dari diabetes tipe 1, yang terjadi ketika tubuh “mengira” sedang kelaparan, karena tidak memiliki cukup insulin. Namun, terkadang ini juga terjadi pada penderita diabetes tipe 2.

Jika tubuh Anda kekurangan insulin, maka glukosa tidak dapat dipindahkan dari darah ke dalam sel sebagai sumber energi. Akibatnya, tubuh terlalu cepat memecah lemak dan protein menjadi keton, sehingga keton dan glukosa menumpuk di dalam darah.

Istilah lain dari ketoasidosis adalah ketoasidosis diabetikum (DKA).

Kadar keton yang normal dalam darah berkisar 0,5-3,0 milimol per liter (mmol/L). Menurut American Diabetes Association (ADA), Anda harus memeriksa tingkat keton jika kadar gula darah Anda melebihi 240 miligram per desiliter (mg/dL).

Bahaya ketoasidosis

Karena keton adalah molekul asam, sehingga peningkatan kadar keton dalam darah dapat menyebabkan darah Anda menjadi lebih asam. Akibatnya, fungsi kerja normal tubuh Anda terganggu. 

Jika ini dibiarkan tanpa penanganan – bahkan untuk beberapa jam – dapat merusak fungsi otak dan organ lain, bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa.

Bagaimana cara membedakan tubuh dalam keadaan ketosis atau ketoasidosis?

Terlihat jelas perbedaan antara ketosis dan ketoasidosis. 

Anda dapat mengetahui apakah tubuh Anda mengalami ketosis atau ketoasidosis dengan memperhatikan tanda dan gejalanya.

Ketosis dapat menyebabkan penurunan berat badan dan bau mulut seperti manis, tetapi tidak diinginkan (sering disebut dengan napas buah atau fruity breath). 

Bau mulut ini terjadi karena selama proses pembentukan keton, menghasilkan salah satu produk sampingan yang dikeluarkan tubuh melalui urin dan napas. 

Tanda ketosis lainnya mungkin termasuk sakit kepala, haus, perubahan mood, konsentrasi menurun, kelelahan, anemia, dan keluhan di perut pada beberapa orang.

Sementara itu, gejala ketoasidosis seperti:

  • Sangat haus.
  • Sering buang air kecil.
  • Dehidrasi.
  • Kulit kering atau memerah.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit perut.
  • Kelelahan.
  • Napas yang berbau buah (fruity breath).
  • Sesak napas.
  • Perasaan bingung.
  • Penurunan kesadaran.

Agar lebih akurat, sebaiknya Anda melakukan tes darah atau urin ke dokter untuk memastikan apakah Anda mengalami ketosis atau ketoasidosis. 

Ingat, meski ketosis bukanlah kondisi yang berbahaya, tetapi ketoasidosis dapat mengancam keselamatan jiwa. Siapa pun yang mengalaminya harus segera mendapatkan pertolongan medis. 

Jadi, penting sekali melakukan tes darah atau urin, terutama jika Anda sedang menjalani diet ketogenik dan/atau mengidap penyakit diabetes tipe 1.

 

--- Related Article ---

 

Referensi:

  • American Diabetes Association (ADA). Diabetes & DKA (Ketoacidosis).
  • diaTribe (2019). Ketosis vs. Ketoacidosis: What’s the Difference?
  • Healthline (2019). Ketosis vs. Ketoacidosis: What You Should Know.
  • Medical News Today (2019). Differences between ketosis and ketoacidosis.
  • SingleCare (2021). Ketosis vs. ketoacidosis: Compare Causes, Symptoms, Treatments & More.

 
Tags:
#sfidn  #ketosis  #ketoasidosis  #keton  #badan keton  #ketosis vs ketoasidosis  #perbedaan ketosis dan ketoasidosis  #ketosis adalah  #apa itu ketosis 
0 Comment
Leave Your Comment

Latest Article